Minggu, 09 April 2017

Be Yourself



Assalamu’alaikum sahabat :)






Pada postingan kali ini saya akan membahas tentang be yourself. Ya, jadi diri sendiri. Kita pasti setuju kalau setiap manusia dilahirkan berbeda – beda di dunia ini, mulai dari fisik sampai kepada perilakunya. Ada yang introvert, ekstrovert atau bahkan ambivert. Ada yang suka pedas, ada yang tidak suka pedas. Ada yang suka makanan manis, ada juga yang tidak. 

Pernah gak sih sahabat merasa kalau orang lain lebih “WAW” dibanding sahabat?. Pasti sebagian besar orang pernah merasakan hal ini termasuk saya hehe. Wajar gak sih? Menurut saya sih ya wajar– wajar aja, artinya kita masih menganggap diri kita ini perlu pembenahan, perlu peningkatan dan adanya keinginan untuk menjadi lebih baik. Menurut saya sih boleh aja melihat kelebihan orang lain asalkan tidak menjatuhkan diri sendiri dan tidak muncul sifat iri dan ujung – ujungnya mengeluh.

Misal,

“Perfect banget ya si A, udah pinter, cakep, bisa main biola, bisa nyanyi, bahasa Inggrisnya jago, banyak yang suka, coba gw? Haduh haduh.” Ini suatu contoh yang jangan ditiru ya hehehe.

Boleh iri dengan contoh seperti ini,

“Si A keren banget ya, udah pinter, bahasa Inggrisnya jago, ngajinya bagus, kalau dia aja bisa begitu, ya gw juga harus bisa!” Nah ini diperbolehkan karena bisa menambah motivasi.

Well, terkadang kita perlu “membandingkan” diri kita dengan yang lebih baik, supaya kita terus termotivasi menjadi lebih baik dan tidak tinggi hati.

Terus apa hubungannya dengan be yourself?

Well, kita harus tetap jadi diri sendiri dengan terus mengasah diri menjadi lebih baik. Tidak perlu mengubah diri jadi orang lain. Tidak perlu menjadi orang lain untuk disukai, untuk dipuji, untuk dihargai, just be yourself and do your best!.





Saya percaya bahwa manusia diciptakan dengan keunikannya masing – masing. Ada yang terlahir memiliki wajah rupawan, ada yang terlahir dengan bakat menawan, ada yang terlahir untuk jadi orang yang humoris dan lain sebagainya. Seunik – uniknya kamu nih, pasti ada aja yang suka.

Menurut pengalaman yang saya alami dan saya amati *caelah*, kadang gak selamanya kok orang lain suka sama kita, respect sama kita karena kita itu cantik atau ganteng, atau misalnya kita itu terlihat manis dan lain – lain. Kadang, kamu baik aja sama orang, orang lain bisa respect. Kita jadi orang yang mandiri dan smart, orang juga bisa suka. Bahkan, kadang hanya karena suara, seseorang bisa jatuh cinta, hehehehe.

So, cukuplah membanding – bandingkan diri kamu dengan orang lain, hanya untuk menjudge dirimu itu buruk dan sebagainya.


Mari membenahi diri, demi menjadi generasi bangsa yang mawas diri.


Be Yourself and Do Your Best!


Wassalamu’alaikum.

Minggu, 02 April 2017

Inside Out



Assalamu’alaikum sahabat :)





Wah sudah bulan April :D sudah sepertiga perjalanan di tahun 2017 ini hehe. Kali ini saya mau posting tentang sebuah film yang akan saya rekomendasikan. Yap, Inside Out. Inside Out merupakan sebuah film dari Disney. Bagi yang belum tahu, searching aja dulu hehe.

Well, dari hasil saya searching di google, ternyata Inside Out ini film yang dirilis tahun 2015.

Pada cerita film Inside Out, tokoh utamanya bernama Riley. Nah, Riley ini sebagai manusia. Di film ini, para masing – masing tokoh mempunyai 5 perasaan yaitu perasaan riang, sedih, marah, jijik, dan takut. Kerennya adalah, film Inside Out ini menjadikan perasaan riang, sedih, marah, jijik dan takut menjadi tokoh juga. Tokoh yang berperan dalam menentukan ingatan inti (Ingatan yang akan dikenang selamanya). Awalnya ingatan inti Riley dipenuhi dengan ingatan ceria, sampai suatu ketika munculah konflik yang merubah semuanya.

Kenapa ingatan Riley dipenuhi ingatan ceria? #tanyakenapa

Karena para tokoh – tokoh “ceria”, “sedih”, “marah”, “jijik” dan “takut” ini selalu mendukung si ceria untuk menyentuh semacam tombol dipusat pengendalian kepala Riley untuk menciptakan ingatan inti. Mereka menginginkan ingatan Riley dipenuhi keceriaan, sampai – sampai si “sedih” tidak boleh menyentuh tombol apapun, karena kalau tombolnya disentuh, nanti si Riley jadi sedih. Keren kan?

Well, hidup Riley pun terus berjalan, sampai suatu ketika ia harus pindah rumah. Nah, awal konflik pun terjadi. Riley sudah membayangkan rumah barunya akan seperti apa, dan ternyata ekspektasi si Riley tidak sesuai realita.

Yap, di Inside Out, tokoh kartun saja bisa merasakan “Ekspektasi tidak sesuai realita.” Hehe.
*Pokoknya nonton aja, seru deh hehehe*

Dan puncak dari film ini adalah, hal yang membuat tokoh – tokoh “ceria”, “sedih”, “marah”, “jijik”, dan “takut” akhirnya tersadar akan suatu hal. Berawal saat kejadian Riley pergi dari rumah. Teman – teman si “ceria” meminta si “ceria” untuk menyentuh tombol “perasaan” si Riley saat itu. Namun, si “ceria” meminta si “sedih” yang menyentuhnya. Akhirnya si “sedih” menyentuh tombolnya, akhirnya si Riley pun mengalami kesedihan. Ia teringat Ayah Ibunya, teman – temannya dan lain – lain. Akhirnya Riley memberhentikan bus yang ia tumpangi dan ia tidak jadi pergi dari rumah. Akhir dari cerita Inside Out adalah, ingatan si Riley akhirnya berwarna, gak hanya ceria aja, tapi semua perasaan tertuang di ingatan inti.

Film ini mengajarkan kita banyak hal. Kita harus menyadari bahwa sikap pantang menyerah dan semangat tumbuh karena adanya kesedihan, kekecewaan, kepahitan. Terkadang rasa simpati dan empati muncul karena merasakan iba. Bayangin aja kalau hidup kita ceria terus, atau sedih terus, atau maunya marah – marah terus, jijik terus, takut terus, apa yang terjadi? Hidup kita bakal monoton. Nothing special. That’s why, Allah memberikan kita macam – macam perasaan dengan macam – macam kejadian di hidup kita. Supaya apa? Supaya kita senantiasa bersyukur dan berpikir hehehe.

Selalu ada hikmah dibalik setiap kejadian. Ada aja kejadian yang awalnya kita rasain gak enak banget tapi pada akhirnya enak, dan sebaliknya. Well. Saya rasa kalau orang hidup seseorang lurus – lurus aja, alias gak ada masalah, ya aneh juga ya hmmm.

Contoh.

Ada dua orang menceritakan kisah hidupnya, anggap saja namanya A dan B.

Si A cerita kalau dia ini dari lahir sudah jadi orang kaya, semua urusan dia lancar – lancar aja dan dia sukses.

Si B cerita kalau dia ini hidupnya penuh perjuangan. Jatuh bangun untuk menjadi orang sukses tapi dia terus semangat dan pantang menyerah, akhirnya dia sukses. 

Kira – kira orang lain termotivasi sama cerita yang mana?.

Well, hidup ini hanya sementara. Nikmatin aja seraya memperbaiki diri demi menjadi manusia yang lebih baik dan lebih baik lagi. Semoga kita senantiasa menjadi manusia bersyukur dan berpikir. Aamiin. 


Wassalamu'alaikum.



Senin, 13 Maret 2017

Arsitek





Assalamu’alaikum sahabat

Bagaimana kabarnya hari ini? Semoga sehat selalu. Pasti sahabat sudah tahu soal arsitek. Profesi yang berhubungan dengan desain suatu bangunan. Well, tujuan saya memposting tulisan ini adalah, saya ingin bernostalgia soal impian saya mengenai pasangan hidup (?) wkwk. Dari duluuuuuuu, *dari SMP kalau gak salah* saya ingin sekali menikah dengan seorang arsitek. Alasannya? Ya biar bisa dibuatin desain rumah yang sesuai dengan impian saya. 

*Ilustrasi*



“Vel, rumah lu bagus ya, ini arsiteknya siapa?”
“Suami gue.”
“Ini juga bagus Vel penataannya, yang desain suami lu juga?”
“Iya Alhamdulillah.” *senyum mempesona*
Kira – kira begitulah yang saya bayangkan ketika saya menikahi seorang arsitek.

Well, selain itu ya, hmm saya ingin menikahi seorang arsitek karena Insya Allah, arsitek matematikanya hebat :D hitung – hitungannya keren. That’s why, I choose architect for my future husband. Saya suka banget sama laki – laki yang smart. And you know what? Saya ingin punya suami arsitek biar bisa diajarin soal bangun ruang wkkwk *dikala itu saya sedang merasa terdzhalimi oleh bangun ruang T,T*

Waktu demi waktu berlalu, namun orang yang pernah saya sukai atau yang masih saya sukai (?) tidak ada yang mengambil kuliah jurusan arsitek *betapa oh betapa*. Sebenarnya, saya tidak menuntut suami saya harus arsitek, tidak. Saya hanya punya impian seperti itu, kalau Allah menjodohkan saya dengan laki – laki dengan profesi bukan arsitek ya why not. Kalau suami saya bukan arsitek, mungkin nanti anak saya yang jadi arsitek. *tetep ya arsitek hehe*

Saya bekerja di sebuah perusahaan yang berhubungan dengan perusahaan properti. Jangan ditanya sudah berapa arsitek yang saya tahu maupun yang saya temui hahaha. *Baper baper.*

Saya punya pengalaman mengesankan tentang arsitek. Jadi, saya pernah datang ke sebuah perusahaan properti untuk meeting-in project, dan ya, saya mengenal sosok arsitek yang keren. Beliau sudah handal sekali. Jam terbangnya tidak usah ditanya, sangat tinggi. Pengalamannya? Banyak tentunya. Beliau bercerita soal pengalamannya bekerjanya. Beliau pernah bekerja di luar negeri, di perusahaan – perusahaan besar. Satu hal yang saya kagumi dari sosok beliau selain profesinya sebagai arsitek, beliau sangat tidak menyukai korupsi *hebat!*. Beliau memiliki pembawaan yang berwibawa, santai namun serius, dan saya kagum atas pernyataan beliau soal tidak baiknya korup mengkorup.

Bravo untuk Bapak! Hebat!

Saya juga punya pengalaman kenal sama arsitek yang masih cukup muda wkwk, ada yang sudah menikah, ada juga yang sepertinya belum wkwk. Berminat? Jawabannya nggak juga. Kenal deket juga nggak, sebatas rekan kerja. Gak usah kebanyakan baper, kuliah dulu ^^

Saya tidak menuntut jodoh saya itu seorang arsitek atau bukan, pada akhirnya arsitek maupun bukan arsitek, kita akan tetap sama – sama membangun bukan? :)
 
Sebagai penutup dari postingan kali ini, saya akan berkata kepada jodoh saya yang entah ada dimana. “Where are you know?”


Teruntuk laki – laki yang dipilihkan oleh Allah untuk menggenapi hidup saya, saya mau belajar dulu, mau menambah ilmu dulu, entah kita beda usia berapa tahun, yang pasti aku sedang sibuk. Kuharap kau juga menyibukkan diri, demi menjadi anak yang berbakti kepada kedua orang tua. Terima kasih atas semua tanyaku yang akan kau jawab nantinya. Kita akan bertemu di waktu yang tepat *Insya Allah*

*Gak usah baper yaela wkwkwk, ini gak romantis – romantis amat*

Wassalamu’alaikum.

Selamat bernostalgia dan memikirkan ke dermaga mana perahu kita akan merapat *uhuk*

Sabtu, 11 Maret 2017

Syukuri & Tingkatkan Lagi!



Assalamu’alaikum sahabat!

Sebenarnya sudah lama saya memperhatikan hal ini semenjak saya bekerja. Memperhatikan sistem perusahaan lain, memperhatikan perilaku pegawai perusahaan lain, yang tentunya membawa dampak positif bagi diri saya. 

“Rumput tetangga selalu lebih hijau dari rumput sendiri.” Pernah tahu kalimat itu?. Kenyataannya memang benar, hampir semua orang merasakannya, termasuk diri saya. Saya tidak tahu kenapa, hanya ingin belajar menjadi lebih dan lebih lagi. Saya banyak belajar dari orang – orang di sekitar saya. Belajar dari klien – klien tempat saya bekerja. Belajar soal how to be a great finance, how the system is running, tax, why we must have a good knowledge and many more. Saya sadar bahwa diri ini masih miskin ilmu.

Ada gak sih rasa iri sama klien?

Jawabannya? Ya sudah pasti ada. Saya banyak menghubungi orang finance dan orang pajak dari berbagai perusahaan, mulai dari swasta hingga BUMN. Rasa iri saya bukan semata – mata soal banyaknya materi yang mereka dapat, tapi lebih dari itu. Saya iri akan pengetahuan mereka yang sudah pasti lebih banyak dari saya.  Saya iri ketika mereka sudah terbiasa dengan sistem dan manajemen yang sudah teratur sedemikian hebatnya. Sampai detik ini saya masih belajar untuk meningkatkan skill saya.

Ada gak rasa bangga menghubungi mereka?

Jawabannya? Sangat bangga. Saya bangga bisa menghubungi klien – klien saya yang sudah bekerja di perusahaan besar. Di perusahaan, yang mungkin diidamkan oleh diri saya sendiri. Terkadang, klien saya menjelaskan kepada saya soal proses turunnya sebuah giro secara singkat sesuai manajemen perusahaan mereka. Terkadang, klien saya juga menjelaskan soal proses bukti potong pajak. Penjelasan yang singkat namun bermakna bagi saya. Saya belum terlalu paham soal mekanismenya, hanya tahu sebagian kecil saja.

Ingin rasanya bisa menjadi seperti mereka, yang memang sudah terlatih dan tahu banyak soal apa yang saat ini sedang mereka jalani,

Terkadang saya terharu, bagaimana mungkin seorang lulusan SMA, yang belum genap menyandang gelar sarjananya, bisa menghubungi orang  - orang penting di perusahaan besar. Bagaimana mungkin seorang sarjana menganggap saya yang belum sarjana, menjadi rekan kerja mereka, dan terkadang mereka menjelaskan mekanismenya.

Terima kasih Ya Allah atas nikmat yang Kau beri padaku.

Tepatnya malam ini, 11 Maret 2017 saya mengunjungi salah satu website perusahaan. Saya melihat struktur perusahaan tersebut, laporan keuangannya, sampai kepada form yang membuat saya berlinang air mata. Form yang sangat manis sekali bagi saya. Form tentang bantuan pendidikan kepada putra putri karyawan perusahaan tersebut. Penghargaan yang diberikan kepada putra putri yang berprestasi dari pegawai perusahaan tersebut. Indah ya?. Saya sungguh tidak bisa menahan air mata saya. Saya tahu bahwa susah payah orang tua menyekolahkan anaknya. Bekerja dari pagi hingga sore atau bahkan malam hari. That’s why, terkadang yang membuat seorang anak menangis ketika mendapatkan nilai jelek, mereka merasa mengecewakan orang tuanya yang sudah berusaha untuk membiayai sekolahnya. Yang membuat saya terharu, sangat mulia perusahaan yang memberikan bantuan pendidikan seperti itu. Bagaimana mungkin, waktu yang dihabiskan oleh karyawan untuk bermain bersama anaknya, dihabiskan demi sebuah perusahaan? Lalu perusahaan tersebut memberikan penghargaan pendidikan kepada putra putri pegawai yang berprestasi. Indahnya. Saya tidak membicarakan soal angka – angka yang diberikan, saya membicarakan soal kepedulian perusahaan kepada pegawai dan kepada anak – anak pegawai.

Teman saya pernah memberi tahu saya, ternyata salah satu asset perusahaan adalah karyawannya. Karyawan hanya sebutannya saja, wujudnya? Ya manusia. Memiliki hati, memiliki motivasi, memiliki kekhilafan juga. That’s why, terkadang perusahaan merasakan kehilangan ketika karyawannya yang berprestasi memilih resign. 

Simbiosis mutualisme. Tahu tidak? Kurang lebih artinya pihak 1 dan pihak 2 sama - sama menguntungkan. Seharusnya perusahaan dan karyawan memiliki hubungan kerjasama simbiosis mutualisme.

Apa gunanya perusahaan tanpa karyawan? Dan apa gunanya karyawan tanpa perusahaan?. Saling membutuhkan, namun tetap menguntungkan.

Bagi saya, karyawan diberi upah atau yang sering kita sebut dengan “gaji”, bukan semata – mata mereka mengemis pada perusahaan. Gaji adalah hasil dari kerjasama antara perusahaan dan karyawan, bukan semata – mata karyawan menjadi “budak”.

“Lu jual gue beli, lu gak jual ya gue gak beli.” Kira – kira seperti itulah maksud saya.

Terlepas dari apa yang saya uraikan, saya bercita – cita untuk bergabung ke perusahaan yang lebih baik dari segi manajemen. Semoga, kelak saya bisa bergabung ke perusahaan yang memperhatikan kesejahteraan karyawan dan keluarga karyawan. Semoga, kelak jika saya sudah mampu membuat sebuah perusahaan, saya bisa menerapkan sistem seperti yang saya uraikan. Penghargaan pendidikan kepada putra putri karyawan saya, sebagai permohonan maaf karena sudah menyita waktu orang tua mereka untuk bekerja. Kasih sayang orang tua tidak bisa dinilai dengan uang memang, tapi tidak ada salahnya memberikan bantuan berupa uang, untuk putra putri generasi penerus bangsa yang mau belajar meskipun orang tuanya sibuk membanting tulang.

Saya akhiri postingan kali ini. Saya berdoa semoga kedepannya kita bisa menjadi manusia – manusia yang lebih baik lagi. Semoga orang – orang yang berniat untuk korupsi lekas disadarkan oleh Allah SWT. 

Satu hal yang saya pelajari, penting sekali untuk bersyukur dan terus mengasah diri menjadi lebih baik lagi. Semoga doa – doa yang mengalir untuk  kita, Allah jabah. Terima kasih atas pembelajarannya Ya Allah.

Untuk semua klien saya, terutama untuk orang – orang bagian finance dan pajak yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas semua pelajaran yang telah diberikan kepada saya,  terima kasih sudah mau menjelaskan hal yang belum saya ketahui sebelumnya, terima kasih atas jawaban atas pertanyaan saya, dan mohon maaf apabila saya memiliki kesalahan, maklumi karena ilmu saya masih sedikit, but I promise to improve my skills.  

Terima kasih atas pelajaran berharga ini, semoga saya bisa seperti kamu.

Salam,


Novelia Dwi Lestari