Assalamu’alaikum
sahabat :)
Wah sudah bulan April
:D sudah sepertiga perjalanan di tahun 2017 ini hehe. Kali ini saya mau posting
tentang sebuah film yang akan saya rekomendasikan. Yap, Inside Out. Inside Out
merupakan sebuah film dari Disney. Bagi yang belum tahu, searching aja dulu
hehe.
Well, dari hasil saya searching di google, ternyata Inside Out ini film
yang dirilis tahun 2015.
Pada cerita film
Inside Out, tokoh utamanya bernama Riley. Nah, Riley ini sebagai manusia. Di
film ini, para masing – masing tokoh mempunyai 5 perasaan yaitu perasaan riang,
sedih, marah, jijik, dan takut. Kerennya adalah, film Inside Out ini menjadikan
perasaan riang, sedih, marah, jijik dan takut menjadi tokoh juga. Tokoh yang
berperan dalam menentukan ingatan inti (Ingatan yang akan dikenang selamanya). Awalnya
ingatan inti Riley dipenuhi dengan ingatan ceria, sampai suatu ketika munculah
konflik yang merubah semuanya.
Kenapa ingatan Riley
dipenuhi ingatan ceria? #tanyakenapa
Karena para tokoh –
tokoh “ceria”, “sedih”, “marah”, “jijik” dan “takut” ini selalu mendukung si
ceria untuk menyentuh semacam tombol dipusat pengendalian kepala Riley untuk
menciptakan ingatan inti. Mereka menginginkan ingatan Riley dipenuhi keceriaan,
sampai – sampai si “sedih” tidak boleh menyentuh tombol apapun, karena kalau
tombolnya disentuh, nanti si Riley jadi sedih. Keren kan?
Well, hidup Riley pun
terus berjalan, sampai suatu ketika ia harus pindah rumah. Nah, awal konflik pun
terjadi. Riley sudah membayangkan rumah barunya akan seperti apa, dan ternyata
ekspektasi si Riley tidak sesuai realita.
Yap, di Inside Out,
tokoh kartun saja bisa merasakan “Ekspektasi tidak sesuai realita.” Hehe.
*Pokoknya nonton aja,
seru deh hehehe*
Dan puncak dari film
ini adalah, hal yang membuat tokoh – tokoh “ceria”, “sedih”, “marah”, “jijik”,
dan “takut” akhirnya tersadar akan suatu hal. Berawal saat kejadian Riley pergi
dari rumah. Teman – teman si “ceria” meminta si “ceria” untuk menyentuh tombol “perasaan”
si Riley saat itu. Namun, si “ceria” meminta si “sedih” yang menyentuhnya. Akhirnya si “sedih” menyentuh tombolnya,
akhirnya si Riley pun mengalami
kesedihan. Ia teringat Ayah Ibunya, teman – temannya dan lain – lain. Akhirnya
Riley memberhentikan bus yang ia tumpangi dan ia tidak jadi pergi dari rumah.
Akhir dari cerita Inside Out adalah, ingatan si Riley akhirnya berwarna, gak
hanya ceria aja, tapi semua perasaan tertuang di ingatan inti.
Film ini mengajarkan
kita banyak hal. Kita harus menyadari bahwa sikap pantang menyerah dan semangat
tumbuh karena adanya kesedihan, kekecewaan, kepahitan. Terkadang rasa simpati
dan empati muncul karena merasakan iba. Bayangin aja kalau hidup kita ceria
terus, atau sedih terus, atau maunya marah – marah terus, jijik terus, takut
terus, apa yang terjadi? Hidup kita bakal monoton. Nothing special. That’s why,
Allah memberikan kita macam – macam perasaan dengan macam – macam kejadian di
hidup kita. Supaya apa? Supaya kita senantiasa bersyukur dan berpikir hehehe.
Selalu ada hikmah
dibalik setiap kejadian. Ada aja kejadian yang awalnya kita rasain gak enak banget
tapi pada akhirnya enak, dan sebaliknya. Well. Saya rasa kalau orang hidup
seseorang lurus – lurus aja, alias gak ada masalah, ya aneh juga ya hmmm.
Contoh.
Ada dua orang
menceritakan kisah hidupnya, anggap saja namanya A dan B.
Si A cerita kalau dia
ini dari lahir sudah jadi orang kaya, semua urusan dia lancar – lancar aja dan
dia sukses.
Si B cerita kalau dia
ini hidupnya penuh perjuangan. Jatuh bangun untuk menjadi orang sukses tapi dia
terus semangat dan pantang menyerah, akhirnya dia sukses.
Kira – kira orang lain
termotivasi sama cerita yang mana?.
Well, hidup ini hanya
sementara. Nikmatin aja seraya memperbaiki diri demi menjadi manusia yang lebih
baik dan lebih baik lagi. Semoga kita senantiasa menjadi manusia bersyukur dan
berpikir. Aamiin.
Wassalamu'alaikum.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar