Senin, 09 Juni 2025

Orang yang Menurutmu Menyebalkan, Adalah Orang yang Paling Mengenalmu

Assalamu’alaikum teman-teman

Selamat Hari Raya Idul Adha 1446 H, gapapa ya aku baru ucapin padahal udah lewat dari tiga hari yang lalu hahaha.

Berhubung aku juga udah lama gak nulis di blog ini, sebenarnya yaa udah kepikiran mau nulis apa, cuma belum ditulis aja hehehe.

Apa kabar teman – teman? Semoga dalam keadaan sehat yaa

Semoga senantiasa dapat berkumpul dengan keluarga, saudara, kerabat dan orang – orang terdekat lainnya. Aamiin.

Hayo, siapa disini yang suka sebal sama orang terdekatmu?

Misalnya sama orang tua, teman, kakak, adik, atau bahkan pasanganmu?

Tanpa kita sadari, atau emang kita sadari? Ternyata orang – orang yang menyebalkan dalam hidup kita seringnya adalah orang – orang terdekat kita.

Kita seringkali lebih sebal, lebih kesal sama perkataan, perbuatan dari orang – orang terdekat. Misalnya, kita sebal sama adik atau kakak, atau bahkan sama orang tua sendiri karena satu dan lain hal.

Kita sering berbeda pendapat dengan orang tua, teman, bahkan pasangan.

Apakah mereka sebenarnya menyebalkan seutuhnya?

Kalau menurutku engga. Kadang, orang yang menurut kita menyebalkan sebenarnya mereka adalah orang yang paling mengenal kita.

Misal pasanganmu, mungkin kamu sering sebal ketika dia tidak meletakkan barang – barang pada tempatnya, suara ngoroknya, omelannya dan lain sebagainya.

Percayalah mereka orang yang paling mengenalmu, mereka tahu mimik mukamu saat marah, mereka tahu kalau kamu sudah mau marah, mereka tahu kalau kamu sudah jenuh, mereka tahu kalau kamu gak suka makanan atau minuman tertentu.

Tapi ya dunia ini gak sempurna, begitupun dengan orang – orang terdekatmu.

Kita juga gak sempurna untuk mereka kok, memang dunia dan manusia di desain untuk tidak sempurna, karena gak kekal.

Jadi, kalau kamu baru mengenal orang beberapa hari gitu ya, terus kamu merasa oh dia kayaknya ngerti aku banget, bisa jadi engga juga kok.

Karena mereka baru kenal kamu beberapa hari, beda sama keluarga, teman bahkan pasanganmu yang udah kenal kamu bertahun – tahun.

Aku pernah sebal sama seorang teman yang udah temenan belasan tahun sama aku, karena tanggapannya yang menurutku gak sesuai yang aku mau, atau bahkan aku merasa kok dia kayak ga ngertiin aku ya?

Nah ini yang perlu kita sadari.

Feedback dari lawan bicara gak bisa kita kontrol, dan gak semua tanggapan dari lawan bicara bisa membuat hati tenang meskipun itu dari orang terdekatmu, itulah kenapa Allah kasih kita lima waktu buat curhat ke Allah melalui shalat.

Orang terdekat kita memang lebih sering terlihat menyebalkan dimata kita, karena apa? Karena kita sering berinteraksi dengan mereka, kan ga mungkin ya seorang pasangan suami istri lebih kenal dengan pasangan tetangga dibanding pasangannya sendiri wkkwkwk, dan rumput tetangga memang selalu lebih hijau. Bisa jadi menurutmu, pasangan orang lain lebih oke disbanding pasanganmu, padahal yang paling tahu kamu adalah pasanganmu.

Orang yang sering kita anggap “berisik”, “menyebalkan”, seringnya adalah orang terdekat kita, Mereka yang lebih mengenal kita, bahkan peduli sama kita.

Lalu, kenapa kita lebih kecewa dan sedih kalau dikecewakan orang terdekat? Atau kita lebih marah dan kesal ketika orang terdekat menyebalkan?

Ya karena kamu dan dia saling mengenal dekat satu sama lain, jadi ekspektasimu kepada orang tersebut juga tinggi. Kayak, “loh kok kamu begitu ke aku? Kan kamu kenal aku udah lama, tapi kenapa respon kamu begitu?” atau “kok dia gabisa ya ngertiin aku, dengerin aku”

Lumrah kok kalau kita sering merasa sebal sama orang terdekat, karena memang sering komunikasi. Orang yang nun jauh disana, yang gak “tersentuh” sama diri kita, selalu akan terlihat lebih baik, lebih mengerti kamu dan sebagainya, padahal engga juga.

Kadang ya kalau nonton di sinetron (wkwknw korban sinetron), ada suami yang bilang ke si perempuan lain begini “kamu lebih ngertiin aku dibanding istriku” percayalah itu bujuk rayu setan.

Justru, orang yang paling menyebalkan menurut kita adalah orang yang paling mengenal kita, orang terdekat kita. Jadi wajar kalau mereka terkesan lebih menyebalkan dibanding orang lain di luar sana.

Semakin dewasa, kadang aku jadi sadar kalau benar adanya, kalau curhat memang baiknya ke Allah, karena apa? Karena kita gak bisa kontrol respon dari orang yang kita curhatin, entah itu keluarga, teman maupun pasangan.

Semakin dewasa, kamu akan sadar kalau orang terdekatmu gak selalu menyenangkan, mereka bisa saja terasa menyebalkan, tapi bukan berarti mereka gak sayang kamu.

Jadi, coba kalau kita sebal sama orang terdekat, coba renungin lagi, kayak…. Oh mungkin dia menyebalkan karena dia lagi capek, atau dia lagi emosi, atau dia lagi ada pikiran yang sangat penuh, mungkin suasana hati dia juga lagi ga baik, mungkin aku juga lagi ga baik suasana hatinya dan lain sebagainya.

Jadi dewasa, kamu akan sadar kalau di dunia ini emang ga ada yang ideal, termasuk dirimu.

Jadi, kalau kamu menganggap orang terdekatmu menyebalkan padahal mereka sudah sangat baik dan mengerti kamu, percayalah bahwa kamu juga punya sisi kosong dalam ruang-ruang hati mereka.

Gaada yang ideal.

Jadi, memang kitanya yang harus menerima ketidakidealan itu, dan selalu ingat kebaikan – kebaikannya orang – orang terdekat, biar api amarahmu, api kekesalanmu mereda.

Sekian, wassalamu’alaikum.

Rabu, 19 Februari 2025

Terkadang, Ekspektasimu Kepada Orang Lain Adalah Kesedihan yang Direncanakan

 Assalamu’alaikum teman-teman

Siapa disini yang suka berekspektasi kepada manusia?

Gimana rasanya? Kecewa ya? Gak jarang kita jadi sedih karena ekspektasi-ekspektasi itu.

Aku tahu banget rasanya ketika ekspektasi berbeda dengan realita pasti rasanya sedih, bikin galau, kecewa.

Di hidup yang fana ini, memang Allah tuh mau kita ga berharap, ga berekspektasi dengan manusia, dalam segala aspek ya.

Dari persahabatan, percintaan, karir, dan sebagainya, jangan pernah menaruh harapan dan ekspektasi kepada manusia, karena manusia itu bisa mengecewakan.

Aku pernah denger atau baca ya lupa dari siapa, ketika kita menikah nanti, jangan berekspektasi apapun kepada pasangan, misal oh nanti kalau saya sudah menikah, saya mau pasangan saya jadi orang yang romantis, yang selalu ingat tanggal-tanggal momen spesial seperti hari ulang tahun, tanggal pernikahan, tanggal ini dan itu, oh saya berharap dan berekspektasi, pasangan saya akan posting saya di media sosialnya dengan caption yang penuh dengan keromantisan.

Nah, gimana kalau semua itu gak terjadi? Pasti kamu akan merasa sedih, itu kan kesedihan yang kamu buat dengan sengaja.

Gimana kalau ternyata pasangan kamu gak romantis dan gak lihai mengingat-ingat tanggal atau momen yang menurutmu penting?

Aku punya cerita menarik dari sahabatku yang sudah menikah, jadi waktu sahabatku ulang tahun, dia cerita ke aku kalau suaminya gak kasih dia surprise apapun. Suaminya cuma bilang gini “ciee ulang tahun” wkwkwk.

Berhubung sahabatku ini sudah tah karakter suaminya, dan dia gak berekspektasi apapun kepada suaminya, jadi dia menanggapinya ya biasa aja, gak jadi masalah, gak buat dia sedih. Tentu, kasusnya bisa berbeda kalau dari awal sahabatku ini sudah menaruh ekspektasi dan harapan akan di surprise-in oleh suaminya. Nah, sampai sini nangkep ya?

Nah lanjut, jadi ketika kita akan menikah, jangan menaruh ekspektasi kepada pasangan, tapi taruhlah ekspektasi kepada dirimu sendiri, atau lebih tepatnya coba buat tantangan ke diri sendiri.

Gimana tuh maksudnya?

Jadi daripada kita berekspektasi apa yang akan orang lain lakukan untuk kita, lebih baik kita yang menaruh ekspektasi itu ke diri sendiri. Misalnya, oh nanti kalau saya nikah, saya mau buatin bekal makanan untuk pasangan, oh nanti kalau saya nikah, saya mau kasih hadiah ke pasangan saya ketika dia achieve sesuatu atau ada momen spesial, oh nanti kalau saya nikah, saya mau bantuin pasangan saya mengurus rumah tangga, dan lain sebagainya.

Lihat perbedaannya? Yup, kalau kita berekspektasi sama manusia, siapapun ya termasuk orang yang kamu sayang, itu bisa menimbulkan luka dan kecewa.

Tapi, kalau bereskpektasi sama dirimu sendiri, itu mendorong kamu untuk melakukan kebaikan yang bisa menyenangkan hati orang yang kamu sayangi.

Begitupun dalam hal lain ya, di persahabatan, pekerjaan, apapun itu, jangan pernah menaruh ekspektasi kepada orang lain, karena realitanya belum tentu sesuai ekspektasimu.

Alih-alih membayangkan sesuai ekspektasi, eh berujung pada kekecewaan yang tak bertepi wkwkkwk oh pedih.

Ya, sekian bincang – bincang hari ni

Sekian, wassalamu’alaikum.

 

 

 

Jumat, 14 Februari 2025

Teruntuk Kamu yang Bernama Muhammad

Assalamu’alaikum,

Apa kabar teman-teman semua, semoga dalam keadaan sehat yaa

Semoga yang sedang sakit, lekas sembuh lekas sehat kembali aamiin.

Siapa disini yang namanya ada Muhammad-nya tunjuk tangan!

Buat kamu yang namanya ada Muhammad – nya boleh baca postingan ini sampai akhir yaa..

Teruntuk para Muhammad, ayo kumpul

Aku adalah salah satu orang yang menyukai nama Muhammad, ya gimana gak suka ya, itu nama Nabi yang MasyaAllah banget akhlaknya.

Pasti orang tuamu memberi namamu Muhammad, juga dengan alasan supaya kamu bisa mencontoh Nabi Muhammad  dan bisa menjadi anak yang shalih.

Bagiku, seseorang yang bernama Muhammad, atau yang nama-namanya islami gitu ya, orang-orang yang beruntung, kenapa beruntung? Karena namanya bagus banget.

Aku ingin banget punya nama Islami gitu wkwk, tapi sayangnya namaku gaada islami-islaminya.

Teruntuk kamu yang bernama Muhammad, dan nama-nama islami lainnya, tolong banget jaga nama baik kamu, jaga diri kamu, perbaiki akhlak kamu.

Menurutku, orang yang punya nama Muhammad atau nama islami lainnya, mengemban amanah yang besar. Rasa-rasanya lebih mudah tersorot kalau melakukan perbuatan tercela, pasti ada yang nyeletuk “Kelakuannya gak sesuai namanya.”. “Keberatan nama tuh, akhlaqless orangnya gak sesuai namanya.” Atau “Namanya rohani kelakuannya kayak roh halus.”

Aku salah satu orang yang menyayangkan kalau ada perilaku orang yang aneh, tapi namanya islami, apalagi kalau namanya Muhammad, pasti kayak “sayang banget ya dia kayak gitu, padahal namanya bagus.”

Emang sih nama itu gak menjamin keshalihan seseorang, tapi karena nama adalah sebuah doa, tentu bagi kita semua harus menyadari bahwa kita harus jadi pribadi yang baik, yang berakhlak.

Saking sukanya sama nama Muhammad, aku pernah bilang ke diri sendiri “Aku mau deh punya suami yang namanya ada Muhammad nya, ya Muhammad siapa kek yang penting ada nama Muhammad nya.”

Tapi gatau ya nama suamiku nanti siapa wkkwkwk, yang jelas sudah pasti sudah pasti sudah pasti, nah diulang sampai tiga kali tuh wkkwkw, sudah pasti aku akan namain anak laki-lakiku kelak dengan nama “Muhammad” dan “Ibrahim” kalau punya dua anak laki-laki.

Kenapa Muhammad dan Ibrahim, Vel?

Karena aku suka sama kedua kisah Nabi tersebut, dan dalam shalat pas attahiyat, ada dua nama nabi yang kita sebut, yaitu Nabi Muhammad dan Nabi Ibrahim.

Sudah pasti aku memutuskan memberi nama itu supaya anakku kelak jadi anak yang shalih, yang berakhlak baik.

Sebagai penutup, ini pesanku untukmu

Teruntuk kamu yang diberi nama Muhammad

Semoga kamu jadi laki-laki yang baik

Semoga kamu dianugerahi kebaikan-kebaikan

Semoga kamu dijauhkan dari perbuatan yang sia-sia

Semoga kamu bisa mencontoh akhlak Nabi Muhammad 

Semoga Allah selalu melindungi kamu

Dan buat kita yang namanya gak Islami, ya gapapa guys, nama kita juga baik kok, orang tua kita pasti kasih nama dengan makna-makna yang baik.

Sekian, wassalamu’alaikum

 

Senin, 20 Januari 2025

Kalau Aku Cantik atau Ganteng, Pasti Dia Suka

Assalamu’alaikum teman-teman

Apa kabar? Semoga dalam keadaan sehat yaa..

Hayooo siapa disini yang suka berandai-andai seperti ini:

“Andai aku cantik, pasti dia notice aku dan bisa suka sama aku.”

“Coba aja kalau aku ganteng, pasti dia suka sama aku.”

Ucap seseorang yang cintanya bertepuk sebelah tangan wkwkkwk.

Emang sih beauty privilege itu ada, orang-orang yang sudah terlahir cantik dan ganteng memang lebih mudah mendapat perhatian dari orang lain.

Walau katanya cantik dan ganteng itu relatif, tapi nyatanya ada orang yang terlahir sudah jadi favorit banyak orang alias banyak yang mengakui kalau dia cantik atau ganteng.

Apakah kamu salah satunya? Waw selamat ya!

Tapi, kalau kamu merasa bukan salah satunya, coba kamu baca sampai akhir yaa..

Jujur, aku salah satu orang yang kadang mikir, coba aja ya kalau aku terlahir cakep to the bone, pasti ke notice nih sama dia.

Coba aja ya kalau aku cantik to the bone, kulitku putih bersih, tinggi, apa lagi ya, pokoknya nyaris sempurna gitu ya, pasti dia suka nih sama aku.

Padahal, belum tentu juga sih kita disukai karena hal-hal fisik, yaa walaupun laki-laki pada dasarnya makhluk visual yang melihat fisik ya, wajar sih.

Aku pernah kenal beberapa orang yang menurutku ganteng ya, tapi apakah aku suka?

Engga juga.

Teman sekolah yang menurutku ganteng, pada akhirnya dia menikahi perempuan yang baik, yang keibuan, yang pintar, soal fisik? menurutku masih banyak yang lebih cantik.

Aku pernah ngobrol sama sahabatku yang sudah menikah.

Awalnya aku bertanya “Cakep kan orang yang gw suka”

Dia jawab “Biasa aja, cakepan suami gw”

Aku jawab “Yaiya bagi lu mah suami lu yang paling cakep.”

Ya sebenarnya wajar-wajar aja sih ya sahabatku bilang gitu wkkwkwk, ya bagi dia emang suaminya yang paling ganteng to the bone.

Sebenarnya kalau kita mau cari yang cantik atau ganteng, akan selalu ada yang lebih cantik dan ganteng. Di media sosial banyak bertebaran orang-orang good looking.

Yang kita perlu cari adalah, orang yang gak peduli akan hal itu.

Contoh sahabatku yang baginya, pasangan dia sudah paling baik, paling ganteng, yang terbaik untuk dia.

Nah cari yang begitu wkkwkwkkw, aku juga tipikal kalau sudah satu ya satu (loh promosi diri)

Aku pernah dengerin ceramah Ustadz Khalid Basalamah soal fisik.

Misalnya kita lagi ngaca, terus kita bilang “kok aku jelek ya, kok hidungku gak mancung, kok aku begini, begitu” itu sama saja seperti kita menghina Allah.

Kan Allah yang ciptain kita dengan sebaik-baiknya, berarti Allah yang lebih tahu struktur wajar kita, Allah pilihin hidung, mata, bibir, alis yang cocok untuk kita.

Jadi kalau kata Ustadz Khalid, tugas kita hanya mensyukuri apa yang sudah Allah kasih ke kita, bukannya kita diciptakan dalam bentuk yang sebaik-baiknya?

Ustadz Khalid juga bilang, jangan suka bilang diri sendiri jelek, tanamkan kata-kata yang baik karena itu yang akan melekat dibenak kita.

Jadi gimana nih teman-teman masih mau meragukan dirimu sendiri?

Value kita gak ditentukan dari suka atau tidak sukanya seseorang kepada kita.

Intermezzo sebentar ya, kalau kata Raline Shah analoginya gini “Mungkin kita ice cream cokelat yang paling enak, tapi dia sukanya ice cream strawberry.”

Nah, bisa jadi kita sebenarnya tuh sudah baik ya, sudah pinter, sudah green flag banget lah kalau bahasa jaman sekarang wkwkkw, nah tapi dia sukanya bukan yang seperti kamu, tapi bukan berarti kamu gak bervalue dan gak layak dicintai.

Jadi, jangan insecure dan jangan sedih berlarut kalau misalnya orang yang kamu sukai gak suka balik, bukan berarti kamu jelek atau kamu gak berharga, tapi karena emang dia sukanya sama variasi manusia lain wkwk dan inget, karena Allah juga yang gak gerakin hatinya buat suka sama kamu.

Bukankah yang membolak-balikan hati manusia itu Allah? Dan Allah yang paling tahu siapa yang baik untuk dunia akhirat kita?

Jadi, teruslah memperbaiki diri.

Cantik dan ganteng itu relatif, dan kita sudah diciptakan sesuai dengan yang pasangan kita mau.

Tugas kita adalah terus memperbaiki diri, dan berupaya untuk menjadi dan mencari seseorang yang gak peduli mau ada yang lebih cantik, ganteng, baik, pinter, kaya dan sejenisnya, tugas kita mensyukuri apa yang Allah kasih, dan mensyukuri siapapun pasangan hidup yang Allah kasih.

 

Sekian yaa..

Wassalamu’alaikum.

Kamis, 16 Januari 2025

Kita Tidak Bisa Menyenangkan Hati Semua Orang

Assalamu’alaikum teman-teman

Apa kabarnya? Semoga dalam keadaan sehat yaa aamiin.

Hayoo siapa disini yang suka banget berusaha untuk “menyenangkan” orang lain?

Atau

Siapa disini yang jadi orang yang gak enakan? Susah nolak, dan jadi yes people (selalu bilang iya meskipun gak bisa).

Pada postingan ini aku mau sharing tentang realita yang perlu kita sadari.

Di hidup ini, Allah sudah menciptakan berpasang-pasangan, misal ada siang ada malam, ada suka ada duka, ada bahagia ada sedih, dan ya tentu aja ada disukai ada dibenci.

Teman-teman, kita tidak bisa menyenangkan hati semua orang, dan itu bukan tugas kita untuk menyenangkan hati semua orang.

Sebaik apapun kita, pasti ada aja yang gak suka sama kita, dan itu normal.

Ada obrolan menarik antara aku dan sahabatku.

Suatu hari, aku dan sahabatku ngobrol-ngobrol soal hal ini, aku bilang ke sahabatku gini

“Nabi Muhammad aja yang udah segitu baiknya, tetap ada yang gak suka, tetap ada yang fitnah, tetap ada yang caci maki beliau.”

Tau gak jawaban sahabatku apa?, dia bilang gini :

“Jangankan Nabi Muhammad, Allah aja ada yang gak suka Vel, ada orang-orang yang tidak mengakui keberadaan Allah, banyak yang su’udzon sama Allah.”

Terus aku bilang “Iya juga ya, bahkan Allah yang menciptakan dunia dan seisinya aja ada yang gak suka”

Darisini kita bisa belajar kalau emang kita gak akan bisa menyenangkan hati semua orang.

Lagipula capek banget kalau harus mengejar pujian manusia.

Obrolan aku dan sahabatku gak berhenti disitu, ada pertanyaan yang aku mau tau banget jawaban dari sahabatku.

“Dut, lu pernah ga sih merasa ga bervalue, merasa ga pantas untuk siapapun, ketika lu lagi down?”

Temenku jawab gini,

“Engga, gw ga pernah merasa begitu, kita manusia biasa yang bisa salah sih, dan semua manusia begitu, dan pasti ada orang yang menerima kita. Jangan suka nyalahin diri sendiri, jangan suka bilang diri sendiri dengan kata-kata jelek nanti itu yang tertanam dibenak kita.”

Keren ya jawaban temenku wkwkkwk.

Jadi, hal yang perlu kita sadari dan terima adalah ya gak apa-apa kalau ada yang tidak suka sama kita, itu urusan mereka.

Tugas kita cuma berusaha jadi orang yang baik, yang gak cari musuh.

Aku pernah dengar kajian Ustadz Khalid Basalamah, yang kurang lebih beliau bilang gini

“Jangan sampai kita punya masalah dengan orang lain, kalau orang lain mau benci sama kita, gak suka sama kita, ngomongin kita ya tidak masalah, asalkan bukan kita yang mencari masalah ke orang lain, jangan kita yang ghibah-in orang lain. Jangan pernah menyakiti orang lain.”

Karena apa? Ya hubungan dengan manusia lebih sulit dibandingkan hubungan dengan Allah.

Kalau kita dosa, kita mohon ampun ke Allah, pasti Allah maafin, asalkan bukan dosa syirik.

Nah, kalau manusia? Belum tentu mereka maafin kita, dan ini bisa menghambat kita untuk masuk surga.

Jadi, kalau kita sudah berusaha jadi orang baik, jadi orang yang bermanfaat untuk orang lain, jadi orang yang sebisa mungkin gak cari masalah sama orang lain, dan ternyata ada orang yang gak suka sama kita, ya tidak apa-apa, itu urusan dia, bukan urusan kita, dan itu hal yang normal untuk ada yang gak suka sama kita.

Ingat, Allah dan Nabi Muhammad aja ada yang gak suka, apalagi kita cuma manusia biasa bukan nabi, boy wkwkkwkwk

Kemudian, sayangi diri sendiri, jangan jadi people pleaser yang berusaha menyenangkan hati semua orang, karena akan capek.

Terus, kalau kamu lagi merasa insecure, merasa gak bervalue, merasa banyak salah dan lain sebagainya, percaya deh kalau akan tetap ada yang menerimamu. Kamu tetap berharga.

Evaluasi diri memang bagus, tapi tidak perlu meratapi dan sedih berlarut, mulai sayangi diri dan berubah menjadi pribadi yang lebih baik.

 

Sekian yaa postingan hari ini, semoga bermanfaat.

Wassalamu’alaikum.

Selasa, 07 Januari 2025

Allah Yang Titipkan Rasa Sukamu

Assalamu’alaikum teman-teman

Gimana kabarnya? Sehat? Semoga sehat-sehat yaa..

Hayo, siapa disini yang kalau suka sama orang harus maksain banget jodohnya sama dia.

Emang kalau kamu ga jodoh sama dia kenapa?

Kamu masih bisa hidup kok, ya awalnya emang berat tapi nyatanya orang-orang yang mengalami hal serupa tetap bisa melanjutkan hidup, tetap bisa tersenyum, tertawa dan jatuh cinta lagi.

Mulai dari aku ya, aku pernah suka sama seseorang dan apakah terus-terusan suka? Engga. Ternyata jatuh cinta ada masa expirednya juga ya hahaha.

Aku bisa suka sama orang dalam waktu yang lama tanpa komunikasi, tanpa ketemu, dan aku rasa banyak orang yang mengalami hal ini.

Hanya bisa melihat dari kejauhan atau media sosialnya cieee wkwkkwk.

Fotonya hasil screenshot, duhhh dasar kamu ya screenshot-screenshot foto profil orang wwkkwkwk.

Seingetku, sudah tiga orang yang pernah aku sukai, dan saat ini alhamdulillah mereka sudah menikah. Apakah hidupku ga berjalan lagi? Engga kok tetap berjalan.

Awalnya emang sedih ya pas tau mereka nikah, kayak yah bukan jodoh aku ternyata wkwkkwk, tapi yaudahlah.

Nyatanya aku masih bisa ketawa dan masih bisa suka lagi sama orang lain.

Menurutmu? Apakah kalau kita lagi suka sama seseorang haruskah kita memberikannya emas berlian dan permata, tentu tidak yaaaa..

Ada yang lebih indah dan berharga dari itu semua, yaitu doa.

Doa itu indah. Hadiah yang paling tulus dari seseorang untuk kita.

Doa orang tua untuk kita.

Doa kakak atau adik untuk kita

Doa kita untuk orang yang kita sukai, dan doa dari seseorang yang menyukai kita.

Kenapa tulus? Bayangin aja, kita meluangkan waktu untuk “ngobrol” sama Allah, meminta kebaikan-kebaikan untuk dia.

Bukankah kalau kita doain orang tanpa orang itu tau, malaikat juga doain kita?.

"Tidaklah seorang muslim mendoakan saudaranya tanpa sepengetahuan saudaranya itu kecuali malaikat berkata, 'Dan untuk kamu juga seperti itu.'" (HR Muslim)

Kalau kita suka sama seseorang, doain aja.

Doain dia sehat, bahagia, sukses dan doa-doa baik lainnya.

Guys, rasa suka itu fitrah, kita gabisa nolak dan gabisa menentukan suka sama siapa, sebab Allah yang kasih perasaan itu.

Allah yang titipkan rasa suka itu ke kita.

Mungkin, kita menemui banyak orang di sekolah, di kantor, tapi ternyata orang yang kita suka adalah orang yang nun jauh disana, yang bahkan dia aja gatau kita still alive alias masih hidup wkkwkwk.

Bisa aja kita ketemu banyak orang cantik atau ganteng, tapi kita sukanya dia yang humoris, yang berwawasan tinggi, yang dingin.

Jadi, seperti halnya kisah Zulaikha mengejar cinta Nabi Yusuf, apakah Zulaikha dapat cintanya Nabi Yusuf saat mengejar Nabi Yusuf? Engga, engga dapet.

Tapi, saat Zulaikha mengejar cintanya Allah, Allah persatukan Nabi Yusuf dan Zulaikha.

Jadi kesimpulannya apa?

Urusan perasaan adalah karunia dari Allah

Tanya sama Allah, dia baik dan tepat gak untukmu.

Kalau ga tepat dan ga baik, lama-lama juga rasa sukanya expired.

Justru, kalau kita lagi suka sama seseorang, kita harus berterima kasih sama Allah.

Ya Allah makasih ya, ternyata aku bisa suka sama seseorang

Ya Allah makasih ya sudah Engkau ciptakan dia

Urusan membolak-balikan hati itu, urusan Allah.

Anyway, siapa yang tahu tekotok? Iya tekotok. Animasi tekotok ada di instagram, youtube. Kebetulan aku lagi suka nonton itu, banyak pelajaran yang bisa diambil di series tekotok.

Aku lupa ya judulnya apa, tapi aku jadi mikir oh iya juga ya pas nonton series itu.

Di series itu bilang, sebenarnya siapa sih yang mau kita seperti ini? Allah

Intinya, apa yang ada dalam hidup kita tuh harus ditujukan untuk Allah.

Kita kerja siapa yang mau? Allah yang mau kita kerja.

Jadi segala apa yang kita lakukan, harus berpikirnya oh Allah yang suruh kita, oh Allah yang minta. Ini dalam konteks kebaikan ya.

Misal kita kerja buat apa sih? Ya karena Allah.

Allah mau kita kerja, berusaha.

Balik lagi, kenapa sih kita suka sama si X atau si Y atau si Z?

Ya Allah yang mau, Allah yang kasih perasaan itu.

Supaya apa? Iya supaya kita lebih mengingat Allah.

Supaya kita mikir, oh iya ya, aku bisa suka seseorang karena Allah yang titipkan rasa suka itu ke aku.

Oh iya ya, aku disuruh kerja disini dengan jabatan ini, Allah yang titipin amanah ini.

Alasan Allah titipin?

Cuma Allah yang tahu, tapi alasannya sudah pasti baik, karena Allah selalu kasih yang terbaik untuk kita.

Jadi, walau dia jauh disana, ga tergapai, gatau gimana cara komunikasinya.

Percaya aja, kalau Allah sudah bilang kun (terjadi) maka fayakun (terjadilah)

Akan ada pertemuan yang kita gatau gimana skenarionya dan hal-hal menarik lainnya.

Tapi, kalau ternyata bukan dia orangnya, nanti rasa sukamu juga ada expirednya.

Nikmati aja rasa suka itu kalau masih ada, tapi jangan jadiin fokus utama dalam hidup.

Justru, kita bisa lebih semangat untuk belajar, upgrade diri, jadi lebih baik supaya apa? Supaya kita jadi pribadi yang layak untuk dijadikan the one and only wkwkwk.

Semangat yaa

Wassalamu'alaikum

Kamis, 02 Januari 2025

Ternyata Hidup Kita, Cerminan Shalat Kita

Assalamu’alaikum

Apa kabar teman-teman? Semoga dalam keadaan sehat yaa..

Cuaca lagi gak tentu, kadang panas kadang hujan, kadang mencoba merelakan kadang gak rela-rela loh? Wkkwkwk

Gak kerasa ya sudah tahun 2025, dan gak kerasa juga kalau aku sudah jarang banget posting tulisan.

Yaaa.. sebenarnya sadar sih sudah lama gak nulis-nulis di blog ini, cuma lagi mager aja wkwkkw jangan ditiru ya.

Sebagai pembuka tulisan di tahun 2025 ini, aku mau sharing tentang shalat.

Aku rasa teman-teman pernah dengar ya kalimat “Hidup kita cerminan shalat kita.”

Aku tiba-tiba aja kepikiran, karena hal yang aku alami beberapa bulan belakangan.

Kadang, ada rasa tergesa dan terburu-buru dalam diriku untuk ngerjain sesuatu, yupss kerjaan.

Kayaknya kalau pekerjaan cepat selesai tuh rasanya plong gitu, ga kepikiran, tapi kalau ujung-ujungnya salah atau revisi, hmm melelahkan ya..

Tiba-tiba aja gitu, aku jadi terbesit kata-kata “Hidup kita adalah cerminan shalat kita”

Tiba-tiba gitu ya wkkwkwk, kayak ngerasa “Apa shalat gw masih terburu-buru ya? Tergesa-gesa ya? Jadi sikap terburu-buru dan tergesa-gesa masih mendekap mesra diri ini”

Rasanya gw kayak dapat tamparan dari diri sendiri aja gitu, kayak… iya ya kayaknya gw sudah mulai harus perbaiki semuanya.

Aku pernah dengar, kalau kita bingung perbaiki darimana? Perbaiki aja dari shalatmu.

Yaa sebenarnya manusiawi kalau iman kita naik turun, tapi kata Ustadz Khalid Basalamah, kita harus memerangi rasa malas ibadah, rasa malah sedekah dan menunda amal-amal baik lainnya.

Terus Vel, berarti kalau gitu kita gausah kerjain kerjaan cepet-cepet dong? Atau nanti-nanti aja biar ga tergesa-gesa..

Ya ga gitu ya wkkwk, kita tetap harus mengusahakan kinerja baik dengan seoptimal mungkin,tapiiii harus lebih teliti, sabar dan jangan tergesa-gesa

Pernah ga ya kita mikir, wudhu gw udah bener belum ya?

Bacaan shalat gw udah benar belum ya..

Apa cuma sekedarnya aja?

Aku jadi sadar kalau, ada benarnya shalat itu cerminan hidup kita.

Kalau kita kurang fokus, bisa jadi shalat kita belum khusyuk

Kalau kita terburu-buru, bisa jadi shalat kita minim tuma’ninah

Kalau kita sering menunda hal baik, bisa jadi shalat kita lalai

Hfft, ternyata masih banyak PR dalam diri kita ya..

Pesanku dari tulisan ini, sebenarnya buat diri sendiri sih, tapi kalau kamu merasa mau ambil baiknya, boleh diambil..

Intinya, perbaiki shalat, perbaiki diri, cukup jadi hamba yang Allah mau, karena kalau jadi yang dia mau, agak susah ya wkwkkwk

Ya sekian dulu, happy working and keep learning yaa

 

Wassalamu’alaikum