Assalamu’alaikum!
Hamba Allah. Kita ini
hamba Allah ya? Iya. Allah yang menciptakan kita ya? Iya. Ada cerita menarik
dibalik pertanyaan saya. Ini soal nazar. Saya belum tau banyak ya soal nazar,
jadi maaf apabila ada kesalahan dalam kepenulisan ^^. Jadi, waktu saya masih SMA
kayaknya, saya pernah ikut kajian Ustadz Felix Siaw. Beliau memberikan
perenungan soal nazar. Banyak diantara kita yang kalau nazar tuh kesannya
“mengancam” Allah. Contohnya?. Contohnya begini “Ya Allah, kalau saya punya
pesawat jet pas bulan depan, saya bakal shalat lima waktu.” Aneh gak sih
dibacanya? Aneh kan?. Kita yang minta sama Allah, tapi kita yang “galak”. Saya jadi ingat nazar konyol
saya waktu duluuuu sekali. Saya nazar kurang lebih gini “Ya Allah kalau saya dapat
nilai bagus, saya bakal baca Al – Qur’an 2 lembar.” Lucu kan ya?. Kajian dari
Ustadz Felix Siaw membuka pikiran saya soal nazar. Saya seperti di “sentil”
soal definisi nazar yang selama ini saya pahami. Saya teringat soal nazar saya
yang konyol itu. Bayangin aja, kalau dapat nilai bagus, saya baru baca Al –
Qur’an, 2 lembar pula, Vel, Vel -______- Astaghfirullah :’) terus kalau nilai
saya nggak bagus, saya gak jadi baca Al – Qur’an gitu? Udah 2 lembar doang,
kagak jadi lagi kalau misalnya nilai gak bagus. Padahal di luar sana ada orang
– orang yang baca Al – Qur’an lebih dari 2 lembar, bahkan berjuz-juz dan gak
minta yang aneh – aneh kayak saya :”).
Contoh diatas lagi. Kalau punya
pesawat jet, baru shalat lima waktu?. Halloooooo, emangnya kalau kita gak
shalat, Allah rugi? Ya tentu jawabannya enggak. Justru kita yang rugi, masak
gara – gara keinginan gak tercapai kita jadi gak mau shalat dan melakukan hal
yang mendatangkan pahala? Sayang banget kan?. Nah ini menarik untuk dibahas.
Misalnya, kita sekolah nih, peraturan sekolah bilang kalau kita telat, kita
dihukum. Terus kalau kita telat, siapa yang rugi? Tentu kita yang rugi, karena
kita harus dihukum. Terus misalnya kita bilang gini “Saya gak bakal telat kalau
saya jadi juara kelas.” Aneh gak? Aneh. Karena, mau kita telat kek enggak kek,
itu tidak akan merugikan pihak Sekolah, karena sekolah telah membuat peraturan
yang harus ditaati. Ya, begitulah kira – kira.
Lalu, bagaimana cara bernazar yang
benar?. Caranya, sebelum kita menuntut sesuatu, kita harus melaksanakan
kewajiban. Kita shalat, ngaji, dan lain – lain, tapi niatnya untuk Allah. Baru
deh berserah diri. Kalau keinginan kita tercapai ya Alhamdulillah, kalau nggak
ya Alhamdulillah juga karena dapat pembelajaran dan hikmah. Kalau kata Ustadz
Yusuf Mansur, semuanya mesti dibawa sujud. Mau ini, itu, minta ke Allah dengan
cara “sujud”. Kita ini hanya seorang hamba. Kita yang butuh Allah, bukan Allah
yang butuh kita. Semoga kita bisa jadi hamba Allah yang berusaha selalu taat.
Aamiin.
NB ; Terima kasih
Ustadz Felix Siaw atas ceramahnya yang sudah menyadarkan saya. Terima kasih
juga buat Ustadz Yusuf Mansur atas pembelajarannya.