Semua orang
pasti memiliki impian, memiliki harapan akan datangnya sebuah masa yang
menentramkan. Namun, tidak semua orang benar – benar hidup dalam impiannya.
Banyak orang yang bermimpi tapi tidak menyesuaikan dengan kesungguhannya. Contohnya,
waktu saya ke seminar, sang pembicara mengatakan “Siapa yang mau buku ini?”
Semua orang bersorak “Saya!!!!!. Sering terjadi hal demikian, hanya berkata
tidak bertindak. Alhasil yang mendapatkan buku itu adalah orang yang benar –
benar mau melangkah maju mengambil buku itu. Semua orang tercengang, melihat
keberanian orang tersebut untuk maju. Ya, itu hanya sepenggal kisah yang sering
terjadi mengenai impian. Kita tahu kalau hidup ini itu perlombaan. Impian pun
demikian, sebuah perlombaan. Kita harus berlomba, memerangi rasa malas dan
takut gagal yang sering membuat diri menjadi seorang pengecut.
Hal yang
terpenting ketika kita bermimpi itu sebenarnya niatnya. Kalau niat sudah
mantap, pasti bakal sungguh – sungguh. Kebanyakan pemimpi itu hanya sekedar
N-I-A-T. Tapi ada juga niat impian yang gak bagus, misalnya mau nunjukin atau
menyombongkan diri kita. Kesombongan itu akan merusak niat yang mulia. Jadi,
hal pertama yang harus dilakukan adalah niat yang sungguh – sungguh. Sebaiknya
niat itu untuk kebaikan misalnya kita harus menggapai impian untuk
membahagiakan orang tua.
Hal
selanjutnya yaitu bertindak. Perhatikan kata – kata ini dengan seksama “Semua
orang merancang masa depannya, tetapi hanya beberapa orang yang benar – benar
menggapai impiannya.” Kita semua bisa dikatakan seorang penjahit. Kenapa?
Karena seorang penjahit sejatinya merancang bahan pakaian yang ada. Bahan
pakaian itu ibarat kesempatan dan kemampuan. sedangkan kegagalan itu ibarat
kain perca, alias kain yang bekas sisa – sisa jahitan. Anggaplah kain perca itu
sebuah kegagalan. Nah, beberapa penjahit pasti akan melakukan hal untuk
mengatasi kain perca itu, ada yang menjahitnya untuk menjadi kain lap, ada yang
buat isi boneka, ada yang langsung membuangnya, bahkan ada yang membiarkannya
menumpuk. Intinya kegagalan itu bisa jadi keberhasilan, kalau kita menyadari
dan membuat sebuah pembaharuan diri buat mencapai sukses.
Selanjutnya
yaitu yakin. Tidak usah terlalu memikirkan apa kata orang. Terkadang jika
seseorang memiliki impian yang besar, pasti ada saja yang berkata “Yah orang
kayak lu mana mungkin bisa!” Nah orang yang seperti itu tidak usah dihiraukan.
Kita cukup fokus terhadap impian kita. Jangan mudah pesimis, harus optimis.Dan
satu perumpamaan lagi, ada 3 orang yang sedang lapar, orang pertama update di
sosialmedia kalau dia lagi lapar, orang kedua menunda – nunda makan dengan
mendengarkan music, dan orang ketiga langsung makan. Jadi, yang benar – benar
mengatasi “impian”nya adalah orang ketiga, karena dia langsnng makan. Nah, impian
juga gitu, simple. Kalau mau ya harus berjuang, kalau mau cepat ya harus gerak
cepat juga.
Terakhir
adalah percaya. Sebagai umat yang beragama, tentunya kita memiliki
ketergantungan terhadap Sang Maha Pencipta. Kita harus berdoa agar impian kita
tercapai. Ada yang bilang usaha tanpa doa itu sombong, dan doa tanpa usaha itu
nihil. Jadi untuk mencapai impian itu harus seimbang antara usaha dan doa.
Jangan bermimpi terlalu lama, karena masih ada fajar yang menyambutmu esok dan
seterusnya. Hei, tapi jangan terlalu percaya diri akan menemui fajarmu besok,
karena mungkin, kamu akan tenggelam dalam mimpi untuk selamanya detik ini juga.
Artikel ini
saya tulis untuk memotivasi saya pada khususnya dan semoga bermanfaat para
pembaca.
Tetap
semangat untuk para pejuang mimpi.
Man Jadda Wa
Jadaa (Siapa yang bersungguh – sungguh pasti dapat)
NB : Ini tulisan lama saya sewaktu saya
masih SMA :)
Tidak ada komentar :
Posting Komentar