Minggu, 18 Februari 2018

Hidup Adalah Pilihan dan Sebuah Perjalanan Menemukan Jodoh



Assalamu’alaikum sahabat :)

Apa kabar sahabat semua? Alhamdulillah kita masih diberi nikmat sehat sama Allah, dan semoga yang sedang sakit, semoga segera sembuh yaa aamiin.


Pada hari ini saya mau bercerita perihal sebuah pilihan dan menemukan jodoh. Cieee.   Tapi inti dari tulisan saya kali ini lebih kepada realita yang dialami mungkin oleh beberapa orang di dunia ini. Saya sengaja menampillkan gambar untuk artikel saya kali ini adalah hasil foto dari hp saya, ya foto Universitas Trisakti. Foto ini saya ambil disaat saya sudah pulang kerja dan menuju ke kampus untuk kuliah. Pemandangan sore hari kala itu dari halte busway grogol 2 menuju halte busway grogol 1. Di artikel sebelumnya saya sudah bercerita bahwa saya sudah pindah kerja ke daerah Slipi ya..

Bagi yang lupa boleh di klik artikel ini Tentang Sebuah Impian, Allah Bersamamu Untuk Mewujudkannya

Oke, saya teringat saat sebelum dapat kerja, saya cerita ke teman saya di kampus, dan dia bilang gini “Vel, kata Ibu gua, kerja tuh jodoh – jodoh-an. Kitanya udah suka, eh gak ke terima, kitanya gak terlalu sesuai sama perusahaannya, eh perusahaan itu mau nerima, jadi emang butuh proses buat dapetin yang klopnya.” Intinya gitu kata – kata teman saya. Dan ya, saya mengalami mencari “jodoh” pekerjaan saya itu beberapa bulan yang lalu, dan Alhamdulillah sekarang sudah ketemu “jodoh” nya walau masih dalam masa penyesuaian. 

Dulu sekali, saat masa - masanya saya masih interview interview, ada salah satu perusahaan besar sudah Tbk statusnya. Perusahaan itu berlokasi di daerah Kuningan. Saya sebenarnya gak percaya bisa interview disana. Tesnya banyak banget, ada tes skill komputer dan tes psikotes di hari yang berbeda. Saya sudah dua kali melalui tahapan tersebut, dan pada hasil tes psikotes, saya diminta menunggu kurang lebih 1 minggu. Namun, saya tidak dihubungi lagi oleh perusahaan tersebut setelah 1 minggu, dan akhirnya tawaran bekerja di perusahaan tempat saya bekerja saat ini pun saya dapatkan. Akhirnya saya menerima di perusahaan tempat saya bekerja sekarang. Dan sahabat tahu gak? Saat saya sudah bekerja, tiba – tiba perusahaan yang berlokasi di Kuningan itu menelepon saya dan mengatakan saya bisa ikut tahap selanjutnya yaitu medical check up. Mungkin sahabat pernah mengalami hal ini juga ya, disaat sudah bekerja dan ada perusahaan lain yang memanggil untuk ikut tes tahap selanjutnya ataupun interview di perusahaan yang dulu di lamar. 

Jujur, saya bingung saat itu harus gimana, dan jujur saya mau banget kerja di perusahaan daerah Kuningan itu. Karena bagi saya, seorang yang masih bestatus lulusan SMA, bekerja di perusahaan besar apalagi sudah berstatus Tbk adalah sebuah impian dan anugerah yang luar biasa jika tercapai. Perasaan bimbang dan galau pun menghampiri hehe. Saya konsultasi ke banyak pihak, ke orang tua saya, ke kakak saya, ke teman saya di kampus, dan tentunya ke Allah.

Berbicara mengenai medical check up, jujur baru kali itu saya mengalami interview di sebuah perusahaan sampai kepada tahap medical check up, karena biasanya seleksi beberapa perusahaan hanya sampai interview user, tidak ada medical check up. Dosen saya pernah bilang, jika kita melamar kerja dan sudah sampai tahap medical check up, maka kemungkinan untuk lolos yaa cukup besar tergantung dari hasil medical check upnya.
 
Dan, jawaban atas segala gundah saya adalah saya harus merelakan perusahaan di daerah Kuningan tersebut. Sedih sudah pasti, karena rasanya seperti melepas sebuah kesempatan besar yang sudah ada di depan mata. Bapak saya bilang gak usah karena jauh lokasinya dari kampus, dan takut nanti saya telat ke kampusnya. Kalau kakak saya menyerahkan keputusannya sama saya, sementara teman kampus saya bilang gini ke saya “Itu jauh Vel, lu kuat gak? Lu yakin? Badan lu kuat gak mesti berangkat dari rumah lu ke Kuningan, dari Kuningan ke Grogol, dari Grogol ke rumah lu lagi.” Intinya gitu kata teman saya. Saya terharu dengan perkataan teman saya itu, karena memerhatikan diri sendiri juga perlu, dan yaa mungkin memang ini sudah jalan terbaik dari Allah yang harus saya jalani.

Hidup itu pilihan, tapi bagi beberapa orang, nggak bisa milih satu diantara banyak pilihan. Contohnya? Ya kuliah sambil kerja.  Gak bisa kuliah aja atau kerja aja, itu gak bisa, mesti milih kedua-duanya dan usahain jalanin sebaik mungkin untuk kedua-duanya. Karena, untuk bayar kuliah, di dapatinnya dari gaji hasil bekerja, dan untuk dapat ilmu diluar kuliah, salah satu cara dapetinnya ya bekerja.

Keputusan saya untuk merelakan perusahaan Tbk tersebut, bukan tanpa alasan. Karena, sahabat tahu kan jalanan Ibukota itu tidak bisa ditebak. Hari ini lancar, besok padat merayap, lusanya macet, tiba – tiba lancar, tiba – tiba macet dan sebagainyaaa…. 

Hidup itu harus seimbang, ada pagi ada siang, ada makan ada minum, gak bisa kita paksain makan aja atau minum aja. Sama kayak yang saya hadapi kemarin, gak bisa saya egois milih kerja di daerah Kuningan, dengan gak mikirin kuat apa enggak sih badan saya harus berjibaku dengan jarak yang cukup jauh ditambah harus kuliah malam.

Karena bagi saya, kuliah sambil bekerja itu seperti menyayangi dua orang yang berbeda, namun harus diperlakukan secara adil. Saya menggambarkan bekerja itu seperti pendamping hidup, mesti professional menghadapinya, bertanggung jawab dan juga sabar, dan saya menggambarkan kuliah itu seperti merawat seorang anak, mesti sabar, telaten.

Kadang saya suka ngebayangin, kalau saya ini tuh sebenarnya kuliah sambil kerja sama aja kayak lagi cari uang buat beli susu anak. Supaya anaknya bergizi, tumbuh dengan sehat dan sebagainya. Harus balance. Seimbang. Gak bisa berpihak hanya kepada satu sisi.

Bisa sih berpihak kepada satu sisi, tapi sisi yang lain akan kacau jadinya. Jadi, harus balance.

Dan, yaa saya rasa Allah lebih tahu yang terbaik buat saya, Allah tahu dua tahun silam saya selalu berdoa agar bisa kuliah, agar bisa jadi sarjana. Dan, Alhamdulillah Allah kabulkan doa saya, dan mungkin Allah mau saya mewujudkan impian saya yang lain, yaitu lulus kuliah dengan predikat Cum Laude aamiin. Cum Laude emang gak menjamin seseorang sukses apa engga, tapi setidaknya usaha saya untuk kuliah terbayar oleh predikat tersebut. Karena hidup cuma sekali, dan usahain jalanin apapun dengan sebaik – baiknya.

Saya mencoba berkhusnudzon sama Allah, atas jalan hidup ini. Lagipula, saya bersyukur, Allah memberikan saya sahabat – sahabat yang selalu mengingatkan saya kepada kebaikan. Saya memilki teman - teman kampus yang baik, dan teman – teman kantor yang baik dan senantiasa mengajak saya dalam kebaikan dan senantiasa mengingat Allah.

Kita gak pernah tahu kedepannya hidup kita seperti apa, yang pasti, mengusahakan yang terbaik dan terus memperbaiki diri adalah sebuah solusi bagaimana menjalani hidup ini dengan baik.
Ini Jodoh Kampusku hehe




Dan perihal kampus, yaa Universitas Trisakti lah jodoh saya. Padahal dulu saya ngarep banget masuk Universitas Indonesia, sampai dua kali ikut SBMPTN, eh jodoh kampusnya malah di Universitas Trisakti. 



Walau gak pernah terpikir sebelumnya untuk kuliah di Universitas Trisakti ehh jodohnya malah di kampus ini. Ku sayang sekali dengan kampus ini hehe. Semoga Allah selalu mudahkan saya dan sahabat - sahabat dalam mencari ilmu aamiin.





Dan soal jodoh yang sebenarnya yang di maksud jodoh? Hehe saya belum bisa berbicara banyak mengenai hal ini, karena saya pribadi merasa banyak yang harus dibenahi di dalam diri saya sebelum menemukan yang dimakud “jodoh” itu sendiri hehe.

Sekian cerita saya kali ini.

Semoga sahabat – sahabat yang belum kuliah segera dipertemukan dengan jodoh kampusnya, semoga sahabat – sahabat yang belum bekerja segera dipertemukan dengan jodoh pekerjaannya, semoga sahabat – sahabat yang belum menikah segera dipertemukan dengan jodohnya aamiin.

Percaya aja, Allah selalu punya rencana yang baik dalam hidup semua  hamba-Nya :) 

Wassalamu’alaikum

Sabtu, 03 Februari 2018

Tentang Sebuah Impian, Allah Bersamamu Untuk Mewujudkannya




Assalamu’alaikum sahabat :)

Alhamdulillah sudah tahun 2018. Lama juga ya saya gak posting hehe. Hari ini saya akan bercerita mengenai hal yang belum lama saya alami. Mungkin bagi teman - teman yang sebelumnya sudah membaca blog saya, saya pernah bercerita mengenai pekerjaan saya. Dan, ya hari ini saya akan melanjutkan cerita pekerjaan saya :) Saya sudah resign dari pekerjaan saya yang lama sejak tahun 2017, karena sesuatu alasan. Menyesal? Tidak. Saya tidak pernah menyesali apapun keputusan dalam hidup saya. Saya sempat tidak bekerja sekitar yaaa 2 bulan wkwkwk. Menyesal? Engga. Selama saya menganggur itu saya mencari – cari pekerjaan lewat situs online, banyaaakkk sekali interview yang sudah saya datangi. Dari Jakarta Barat, Jakarta Pusat, sampai Jakarta Selatan wkwkk saya datangi semua interview itu.  Dan Alhamdulillah awal tahun 2018 ini saya sudah bekerja di salah satu perusahaan Developer di Jakarta Barat. 

Ada kisah yang luar biasa yang saya alami selama saya menganggur. Perasaan resah dan gelisah, tentunya ada, karena saya masih kuliah dan kuliah saya harus tetap berlanjut. Dibilang lumayan capek interview sana sini, ya capek sih hehe. Di php-in, tunggu hasil interview dan sebagainya. Tapi, emang bener ya nyatanya cobaan itu bisa mendekatkan diri kepada Allah. Selama menganggur saya banyak berkonsultasi dengan teman saya, dan teman saya bilang “ini cobaan dari Allah, sabar, nanti juga dikasih yang lebih baik sama Allah.”. Banyak yang bilang ke saya, “Kenapa gak dapat yang baru dulu baru resign?” Hmmm maunya sih gitu tapi saya sudah mantap untuk resign kala itu wkwkk. 

Lanjut ke cerita ajaibnya.

Jadi, saya pernah baca artikel Ustadz Yusuf Mansur, beliau bilang, kalau mau sesuatu, tulis di kertas. Tulis doa – doa kita di kertas. Bilang ke Allah “Ya Allah baca ya, ini doa – doa saya.”  Intinya seperti itulah. Nah, saya tulis dah tuh doa – doa saya di kertas folio. Baru beberapa doa sih belum banyak. Saya yakin, Allah pasti bakal kabulin doa saya. Allah Maha Kaya, Maha Pengasih, Maha Penyayang. 

Bagi yang mau baca, ini link tulisan Ustadz Yusuf Mansur
 
Dan pada 24 Desember 2017, saya pergi ke kajian Ustadz Yusuf Mansur bersama windi sahabat SD saya. Kebetulan pas saya kesana, ada Syekh dari Madinah kalau gak salah, saya lupa nama beliau. Yang jelas satu keharuan yang saya rasakan, Saat syekh berdoa dalam bahasa Arab, dan diterjemahkan dalam bahasa Indonesia oleh Ustadz Yusuf Mansur. Kata syekh begini “Semoga tidak ada satupun doa yang tidak dikabulkan Allah untuk jamaah yang hadir di Masjid Itiqlal.” Mendengar hal tersebut, saya berdoa dengan sungguh – sungguh bersama Windi. Saya doa “Ya Allah, mohon Ya Allah, berilah saya pekerjaan yang lebih baik di bulan Januari 2018.” Singkatnya begitu doa saya. 

Hari demi hari berlalu, sampai tibalah tahun 2018. Sudah Januari, dan belum ada kabar mengeai dikabulkannya doa saya. Saya mulai cemas, merasa diri saya banyak sekali dosanya, saya minta saran dari Rafiqa, dari Intan. Dan mereka berdua menyemangati saya dan mendoakan saya. Engga tau kenapa ya, rasanya kayak Allah menuntun saya untuk sabar, dan mengingatkan saya untuk optimis. Saya buka instagram, eh ada kata – kata dari salah akun beraniberhijrah yang mengutip isi dari surah Al – Asr. Akun beraniberhijrah menulis kata seperti ini “Allah selalu menyertakan dua kemudahan dalam satu kesulitan. Lalupaoa yang membuatmu ragu?” Saya merasa diingatkan dan hati saya tersentuh saat itu. 

Saya banyak menonton video – video Islami, yang mengingatkan tentang kesabaran, tentang keikhlasan, tentang cobaan dari Allah yang artinya Allah rindu sama hamba-Nya. Dan, ya mungkin Allah rindu sama saya, sama doa – doa saya, sama lamanya sujud saya, sama linangan air mata karena mengingat dosa dan sebagainya.

Singkat cerita, setelah beberapa interview saya datangi, Alhamdulillah saya keterima di salah satu perusahaan Developer di Jakarta Barat. Saya jadi ingat doa saya, Saya sering sekali berdoa sama Allah, “Ya Allah, saya mau banget ngerasain kerja di Developer, saya mau yang hari kerjanya Senin – Jum’at, kalau bisa di gedung – gedung tinggi Ya Allah, di tower – tower. Beri saya pekerjaan yang mendekatkan saya kepada-Mu Ya Allah.” Begitulah inti doa saya hehehe. Mungkin bagi beberapa orang kesannya lugu dan norak ya impian saya. Tapi, ya itulah salah satu impian saya. Saya tuh suka ngeliat gedung – gedung tinggi. Setiap lewat gedung – gedung tinggi saya shalawatin. Kalau ditanya ada gak sih yang ngeremehin impian saya? Jawabannya ada. Orang – orang selalu bilang “Mana mungkin lulusan SMA bisa kerja kantor di tower.” Intinya gitu lah wkwkwk. Berkecil hati? Engga. Ya terserah orang aja mau berkata apa. 

Saya nih kalau dapat panggilan interview di tower – tower rasanya tuh kayak gak percaya. Wkwkkw. Sepanjang perjalanan karir saya caelah, Alhamdulillah sudah 3 kali saya merasakan interview di tower dan 1 kali saya merasakan interview di salah satu perusahaan BUMN, sayangnya belum keterima di perusahaan BUMN hehehe. Dan Alhamdulillah sekarang lokasi kerja saya di Wisma 77 Tower 1 dan Allah mengabulkan doa saya di bulan Januari 2018

Senangnya adalah, saya berhasil mewujudkan impian saya, dan saya memiliki teman – teman kerja yang baik agamanya. Setiap hari Rabu diadakan tausyiah yang dibawakan secara bergantian setiap minggunya, dan setiap Jum’at kami membaca Al – Qur’an bersama – sama. Indah ya :’). Alhamdulillah dari pekerjaan saya yang sebelumnya, saya juga punya teman – teman yang baik agamanya. Kami shalat berjamaah, saling mengingatkan.

Rasanya kayak gak percaya gitu, dosa – dosa saya yang banyak, tapi Allah masih kabulin doa saya. Jika teman – teman berpikiran kalau doa saya baru kemarin dan langsung dikabulin, ituuuu salah besar. Saya berdoa pengen kerja di tower – tower itu udah dari duluuuuuu sekali. Sudah setahun lebih kali ya doanya. Dari doa saya itu saya belajar banyak hal, bahwa jangan pernah berputus asa dalam berdoa, jangan bosen buat doa yang itu lagi – itu lagi, dan jangan lupa doain orang lain, karena malaikat akan mengaamiinkan doa untuk kita juga saat kita doakan orang lain.

Saya pernah lihat video Ustadz Syafiq Riza Basalamah tentang mendoakan orang lain, beliau bilang gini “Ya Allah berilah saya pekerjaan, dan teman saya juga Ya Allah, Si A juga Ya Allah, si B juga belum dapat pekerjaan Ya Allah, berilah mereka semua pekerjaan.” Intinya begitu.

Dan terharunya lagi adalah, disaat sedang mengalami cobaan tersebut, Allah hadiahkan saya hasil kuliah yang baik. Alhamdulillah IP saya cukup bagus. Dari semua kejadian yang saya alami, saya menyadari kalau Allah benar – benar sayang banget sama kita :’)

Sebenarnya cobaan yang saya rasakan belum ada apa – apanya dibanding cobaan orang lain di luar sana. Dari cobaan itu saya belajar banyak hal. Saya jadi tahu kalau semua itu butuh pengorbanan. Gak kebayang ya usahanya orang tua membesarkan kita, mendidik kita, menyekolahkan kita :’)

Oh iyaaaa, doa saya yang dikabulkan selanjutnya yang paling membahagiakan adalah, Alhamdulillah beberapa teman saya yang belum berhijab sudah berhijab sekarang :) Semoga istiqamah :). Dan semoga yang belum berhijab, segera berhijab aamiin.

Oke, dari pengalaman yang saya sampaikan ini caelah ada beberapa saran yang akan saya sampaikan dan ada beberapa kata – kata mutiara  wkwkwk.

Saran saya adalah, kalau mau resign memang sebaiknya dapat pekerjaan yang baru dahulu baru resign, tapi itu semua balik kepada diri kita masing – masing.

Selalu bersyukur atas apa yang Allah beri, saya tahu bersyukur memang gak mudah, tapi coba aja bersyukur terus dan terus. Never ending of feeling grateful in life.

Ketika ada orang lain yang meremehkan kita, gak usah dengerin. Jadiin motivasi aja, bahwa kita bisa mewujudkannya.

Percayalah bahwa orang – orang yang menyia-nyiakan kehadiran kita dalam hidupnya, adalah orang – orang yang menyesal wkwkwkk. Do your best and make everybody feels happy.

Percayalah bahwa ketika ada sesuatu yang hilang dalam hidup kita, maka Allah akan ganti yang lebih baik.

Selalu ada kemudahan dalam setiap urusan kita, karena ada Allah dalam hidup kita.

Terakhir

Jangan pernah berhenti bermimpi, jangan pernah berhenti untuk belajar, jangan pernah nyerah buat terus maju dan inget jangan lupa buat mewujudkan mimpi kita, jangan nyerah buat nyoba, semua orang punya kesempatan yang sama untuk sukses dunia akhirat :)Tergantung effort dan doa kita aja.

Jangan pernah bosen buat doa ke Allah. Percaya deh, Allah selalu dengerin doa kita 24 jam gak berhenti. Disaat orang lain gamau dengerin curhatan kita, Allah selalu dengerin.

Mencintai Allah itu sebaik – baiknya cinta dalam kehidupan.



Wassalamu’alaikum 

Jangan lupa berdoa, yakin, optimis, dan banyakin shalawar :)

-Doa, Mendoakan, Minta di doakan-  By Ustadz Yusuf Mansur.

Rabu, 27 Desember 2017

Harapanku, Rabbi


Rabbi..
Aku telah menjalani masa – masa hidupku
Menemui banyak ciptaan-Mu
Melewati semua ujian tanda kasih sayang-Mu
Menikmati semua anugerah dalam hidupku karena Engkau yang memberi
Menyayangiku yang masih suka membantah
Mendekatiku yang sering tak mau mendekat
Rabbi..
Kini aku tahu bahwa berharap pada makhluk memang menyesakkan
Menghimpit semua udara dalam paru – paruku, hingga sesak
Rasanya hampir tak ada udara , Rabb
Membuatku air mataku berderai tanpa adanya potongan bawang
Rabbi..
Kini aku berpasrah, aku ingin hidup seperti mau-Mu saja
Menjadikanku manusia yang mau mencintai-Mu sepenuh hati
Meletakkan semua harapanku hanya pada Engkau
Rabbi..
Bolehkah aku merindu-Mu setiap saat?
Ajari aku Rabbi
Karena rasanya aku sudah meletakkan rindu pada tempat yang belum pasti
Ajari aku agar bisa hidup sebagaimana mau-Mu saja
Rabbi..
Aku belum seperti hamba-hamba-Mu yang lainnya
Yang senantiasa menunggu waktu bertemu dengan-Mu, lima kali satu hari
Yang membaca surat cinta dari-Mu setiap saat
Yang mau terbangun dari buaian mimpi, untuk berjumpa dengan-Mu dalam heningnya malam
Rabbi..
Ajari aku menjadikan Engkau satu – satunya tempat ku berharap
Meski susah sungguh, karena terkadang aku tak peduli seberapa banyak himpunan hitam nan kelam dalam diri
Rabbi..
Kini terserah mau-Mu saja
Aku hanya ingin mencintai-Mu dengan sungguh hati
Menjadikan-Mu satu – satunya tempatku berharap
Menjadikan-Mu satu – satunya hal terindah dalam hidup ini
Indah, karena aku memiliki-Mu
Rabbi..
Ajari aku merindukan-Mu dengan sungguh hati
Agar oksigen dalam paru – paruku memadati setiap rongganya
Sungguh Rabbi
Izinkan aku mencintai-Mu sepenuh hati, sebelum kita bertemu kembali
Izinkan aku merindukan-Mu setiap saat, sebelum diriku berubah menjadi kerinduan
Izinkan aku berceloteh ini dan itu tentang itu dan ini hanya pada-Mu
Engkau Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang, Maha Baik
Izinkan aku belajar mencintai-Mu dengan sungguh hati
Izinkan harapanku hanya Engkau, Rabbi
Aku ingin mencintai-Mu dan Merindukan-mu
Aku ingin mencintai dan merindukan makhluk ciptaan-Mu karena-Mu