Rabu, 18 Januari 2023

Salah Satu Bentuk Rezeki

 

Assalamu’alaikum teman-teman semua, semoga dalam keadaan sehat, bahagia dan tidak kekurangan sesuatu apapun aamiin.


Kalau kita berbicara soal rezeki, sebenarnya rezeki itu gak hanya berwujud uang. Aku pernah dengar ceramah dan quotes yang intinya “Rezeki itu berbeda sama gaji, gak semua orang punya gaji, tapi semua orang punya rezeki. Kalau rezeki hanya bentuk uang, lalu bagaimana binatang bisa makan? Bukannya Allah juga sudah mengatur rezeki binatang, tumbuhan, dan semua yang ada di muka bumi ini”.  Kesehatan, ilmu yang bermanfaat, keharmonisan, ketentraman jiwa, ketenangan hidup, merupakan salah satu bentuk rezeki menurutku. Kita masih bisa bangun untuk hari esok juga masih rezeki. Rezeki untuk jadi pribadi yang lebih baik, dan memperbaiki hal yang harus kita perbaiki.

Setiap dari kita, punya rezekinya masing – masing, dan setauku selama kita hidup pasti ada rezekinya, Allah akan memberikan kita rezeki dan mencukupkan rezeki kita sampai kita meninggal dunia. Ibaratnya kalau sudah meninggal dunia, berarti rezeki kita di dunia sudah habis, jadi waktunya pulang ke Allah.

Pada postingan kali ini, aku akan sharing soal beberapa rezeki yang aku terima dalam hidup, yang wujudnya bukan uang. Apa aja tuh? Hehehe. Salah satu bentuk rezeki yang Allah karuniakan ke diriku adalah bisa kuliah, serius ini rezeki banget buatku. Allah mudahkan jalanku untuk kuliah walau saat menjalani kuliah tuh ada aja cobaannya, tapi alhamdulillah Allah mudahkan. Gatau deh kalau bukan Allah yang memudahkan, kuliahku bisa kelar atau engga. Bahkan, nggak cuma lulus kuliah, Allah kasih rezeki aku untuk menjadi salah satu lulusan terbaik program studi Manajemen tahun 2021. Aku dari awal kuliah  gak menargetkan jadi lulusan terbaik , aku cuma ingin kuliah yang baik, supaya bisa lulus tepat waktu dengan hasil yang baik (cumlaude). Aku gak berharap jadi yang terbaik, aku cuma ingin lulus cumlaude, soalnya kalau cumlaude, nanti orang tuanya duduknya di depan saat wisuda (ada tempat duduk khusus untuk orang tua yang cumlaude) yang aku tau dari temanku yang sudah alumni begitu, jadi aku mau mewujudkan itu supaya Bapakku bisa duduk dikursi itu.

Kalau diinget-inget, dulu waktu semester tiga, aku hampir putus kuliah, karena aku hampir jadi jobless. Intinya diperusahaan tempat bekerja waktu itu cuma sementara, dan harus cari pengganti kerjaan. Bingung kala itu, mana uang tabunganku sudah habis untuk bayar kuliah (soalnya aku pernah nganggur 2 bulanan waktu itu, sementara ada biaya kuliah yang harus kucicil perbulannya), cuma bisa berusaha (apply-apply kerjaan, doa, pasrah). Dari kejadian itu, mungkin aku “Kembali” ke Allah, doa jadi khusyu’ pake nangis pastinya hiks. Pas baca qur’an, ada 1 ayat yang kubaca “Laa Tahzan, Innallaha Ma’ana” tambah rembes air mata hiks. Alhamdulillah Allah langsung kasih aku pekerjaan baru yang lebih baik,tanpa menganggur, Alhamdulillah. Pekerjaan baruku saat itu juga bentuk rezeki, karena Allah karuniakan kemudahan, teman yang baik dan lingkungan yang baik.

Waktu aku lulus kan masih corona ya, 2021, masih WFH, hal ini berimbas pada pelaksanaan  yudisium dan wisuda kampusku. Pelaksanaan yudisum dan wisuda diselenggarakan secara online. Dalam hatiku “yah berarti Bapak gabisa duduk di kursi depan, lihat anaknya di wisuda” tapi Allah Maha Baik, saat yudisium, aku diminta ke kampus untuk datang menjadi perwakilan program studi Manajemen. Aku gak nyangka aja, benar-benar bisa bawa Bapakku ke kampus, buat liat aku yudisium. Allah kabulin doaku dalam wujud yang berbeda tapi tetap indah. Aku berdoa supaya bisa wisuda di JCC dan Bapakku bisa duduk di kursi depan, tapi Allah menggantinya dengan Bapakku ikut aku ke kampus untuk yudisium. Alhamdulillah.

Well, mungkin dari beberapa teman pembaca bertanya, loh kok cuma Bapak Vel yang diajak?, kemana Mamamu?.

Jawabannya, rezeki aku punya mama cuma sampai umur 10 tahun. Mamaku meninggal disaat usiaku menginjak sepuluh tahun. Salah satu bentuk penerimaan dalam hidupku yaaa berdamai dengan kehilangan. Awal-awal pasti berat, cuma yasudah, ini sudah jalan hidup dan yaa.. Allah menakdirkanku punya mama cuma sampai umur 10 tahun, jadi it’s ok, seenggaknya aku belajar menerima soal kehilangan. Untuk teman-teman pembaca, mungkin ada juga yang mengalami cobaan kehilangan orang yang disayangi. Pesanku ya tetap semangat walau kadang teringat hehe. Ingat, kabar baiknya, ini cuma dunia, nanti ketemu lagi di surga, InsyaAllah. Semoga Allah menjadikan kita orang yang sabar, yang bisa mengambil hikmah, sisi positif dari suatu cobaan. Aamiin. Buat teman-teman pembaca yang belum mengalami rasanya kehilangan yaa berbuat baiklah kepada kedua orang tua dan siapapun itu selama masih ada kesempatan (ini nasehat untuk diriku juga).

Duh, sudah ya cerita-cerita sedihnya wkkwkwk. Back to topic. Jadi, gimana? Kamu sudah tahu apa saja bentuk rezeki dalam hidupmu? Semoga kita semua menjadi orang yang bijak dalam mensyukuri nikmat Allah yang telah diberi.

Ceritaku ini tidak bermaksud untuk pamer soal pencapaian ya guys, karena diri ini juga tidak pintar kok, dikampusku ada yang lebih pintar dariku, cuma ya rezeki jadi lulusan terbaik, Allah yang kasih ke aku. Jadi, aku gak berhak menyombongkan apapun, karena bingung apa yang mau disombongin wkkwkw. Soalnya aku ini gak pinter, masih fakir ilmu guys, dan semua pencapaian baik dalam hidup aku, adalah karunia dari Allah dan Allah yang mengizinkan. Jadi, I’m nothing without Allah.

 

هَٰذَا مِنْ فَضْلِ رَبِّي

Ini termasuk karunia Tuhanku.

 

Semangat ya kamu semua, Wassalamu’alaikum.