Assalamu’alaikum teman-teman semua,
semoga dalam keadaan sehat, bahagia dan tidak kekurangan sesuatu apapun aamiin.
Kalau kita berbicara soal rezeki,
sebenarnya rezeki itu gak hanya berwujud uang. Aku pernah dengar ceramah dan
quotes yang intinya “Rezeki itu berbeda sama gaji, gak semua orang punya gaji,
tapi semua orang punya rezeki. Kalau rezeki hanya bentuk uang, lalu bagaimana
binatang bisa makan? Bukannya Allah juga sudah mengatur rezeki binatang,
tumbuhan, dan semua yang ada di muka bumi ini”.
Kesehatan, ilmu yang bermanfaat, keharmonisan, ketentraman jiwa,
ketenangan hidup, merupakan salah satu bentuk rezeki menurutku. Kita masih bisa
bangun untuk hari esok juga masih rezeki. Rezeki untuk jadi pribadi yang lebih
baik, dan memperbaiki hal yang harus kita perbaiki.
Setiap dari kita, punya rezekinya
masing – masing, dan setauku selama kita hidup pasti ada rezekinya, Allah akan
memberikan kita rezeki dan mencukupkan rezeki kita sampai kita meninggal dunia.
Ibaratnya kalau sudah meninggal dunia, berarti rezeki kita di dunia sudah
habis, jadi waktunya pulang ke Allah.
Pada postingan kali ini, aku akan
sharing soal beberapa rezeki yang aku terima dalam hidup, yang wujudnya bukan
uang. Apa aja tuh? Hehehe. Salah satu bentuk rezeki yang Allah karuniakan ke
diriku adalah bisa kuliah, serius ini rezeki banget buatku. Allah mudahkan
jalanku untuk kuliah walau saat menjalani kuliah tuh ada aja cobaannya, tapi
alhamdulillah Allah mudahkan. Gatau deh kalau bukan Allah yang memudahkan,
kuliahku bisa kelar atau engga. Bahkan, nggak cuma lulus kuliah, Allah kasih
rezeki aku untuk menjadi salah satu lulusan terbaik program studi Manajemen
tahun 2021. Aku dari awal kuliah gak
menargetkan jadi lulusan terbaik , aku cuma ingin kuliah yang baik, supaya bisa
lulus tepat waktu dengan hasil yang baik (cumlaude). Aku gak berharap
jadi yang terbaik, aku cuma ingin lulus cumlaude, soalnya kalau cumlaude,
nanti orang tuanya duduknya di depan saat wisuda (ada tempat duduk khusus untuk
orang tua yang cumlaude) yang aku tau dari temanku yang sudah alumni
begitu, jadi aku mau mewujudkan itu supaya Bapakku bisa duduk dikursi itu.
Kalau diinget-inget, dulu waktu
semester tiga, aku hampir putus kuliah, karena aku hampir jadi jobless.
Intinya diperusahaan tempat bekerja waktu itu cuma sementara, dan harus cari
pengganti kerjaan. Bingung kala itu, mana uang tabunganku sudah habis untuk
bayar kuliah (soalnya aku pernah nganggur 2 bulanan waktu itu, sementara ada
biaya kuliah yang harus kucicil perbulannya), cuma bisa berusaha (apply-apply
kerjaan, doa, pasrah). Dari kejadian itu, mungkin aku “Kembali” ke Allah, doa
jadi khusyu’ pake nangis pastinya hiks. Pas baca qur’an, ada 1 ayat yang
kubaca “Laa Tahzan, Innallaha Ma’ana” tambah rembes air mata hiks.
Alhamdulillah Allah langsung kasih aku pekerjaan baru yang lebih baik,tanpa
menganggur, Alhamdulillah. Pekerjaan baruku saat itu juga bentuk rezeki, karena
Allah karuniakan kemudahan, teman yang baik dan lingkungan yang baik.
Waktu aku lulus kan masih corona ya,
2021, masih WFH, hal ini berimbas pada pelaksanaan yudisium dan wisuda kampusku. Pelaksanaan
yudisum dan wisuda diselenggarakan secara online. Dalam hatiku “yah berarti
Bapak gabisa duduk di kursi depan, lihat anaknya di wisuda” tapi Allah Maha
Baik, saat yudisium, aku diminta ke kampus untuk datang menjadi perwakilan
program studi Manajemen. Aku gak nyangka aja, benar-benar bisa bawa Bapakku ke
kampus, buat liat aku yudisium. Allah kabulin doaku dalam wujud yang berbeda tapi
tetap indah. Aku berdoa supaya bisa wisuda di JCC dan Bapakku bisa duduk di
kursi depan, tapi Allah menggantinya dengan Bapakku ikut aku ke kampus untuk
yudisium. Alhamdulillah.
Well, mungkin dari beberapa teman
pembaca bertanya, loh kok cuma Bapak Vel yang diajak?, kemana Mamamu?.
Jawabannya, rezeki aku punya mama cuma
sampai umur 10 tahun. Mamaku meninggal disaat usiaku menginjak sepuluh tahun.
Salah satu bentuk penerimaan dalam hidupku yaaa berdamai dengan kehilangan.
Awal-awal pasti berat, cuma yasudah, ini sudah jalan hidup dan yaa.. Allah
menakdirkanku punya mama cuma sampai umur 10 tahun, jadi it’s ok, seenggaknya
aku belajar menerima soal kehilangan. Untuk teman-teman pembaca, mungkin ada
juga yang mengalami cobaan kehilangan orang yang disayangi. Pesanku ya tetap
semangat walau kadang teringat hehe. Ingat, kabar baiknya, ini cuma dunia,
nanti ketemu lagi di surga, InsyaAllah. Semoga Allah menjadikan kita orang yang
sabar, yang bisa mengambil hikmah, sisi positif dari suatu cobaan. Aamiin. Buat
teman-teman pembaca yang belum mengalami rasanya kehilangan yaa berbuat baiklah
kepada kedua orang tua dan siapapun itu selama masih ada kesempatan (ini
nasehat untuk diriku juga).
Duh, sudah ya cerita-cerita sedihnya
wkkwkwk. Back to topic. Jadi, gimana? Kamu sudah tahu apa saja bentuk rezeki
dalam hidupmu? Semoga kita semua menjadi orang yang bijak dalam mensyukuri
nikmat Allah yang telah diberi.
Ceritaku ini tidak bermaksud untuk
pamer soal pencapaian ya guys, karena diri ini juga tidak pintar kok, dikampusku
ada yang lebih pintar dariku, cuma ya rezeki jadi lulusan terbaik, Allah yang kasih
ke aku. Jadi, aku gak berhak menyombongkan apapun, karena bingung apa yang mau
disombongin wkkwkw. Soalnya aku ini gak pinter, masih fakir ilmu guys, dan
semua pencapaian baik dalam hidup aku, adalah karunia dari Allah dan Allah yang
mengizinkan. Jadi, I’m nothing without Allah.
هَٰذَا مِنْ فَضْلِ رَبِّي
Ini termasuk karunia
Tuhanku.
Semangat ya kamu semua,
Wassalamu’alaikum.