Assalamu’alaikum
sahabat, apa kabar semua? Semoga sehat selalu aamiin.
![]() |
sumber gambar www.google.com |
Pada postingan kali
ini, saya mau menceritakan pertolongan Allah yang Alhamdulillah belum lama ini
saya dapatkan. Sebelum masuk ke inti pembahasan, saya mau bernostalgia dulu
soal masa SMA, karena ini ada hubungannya sama inti dari pertolongan yang saya
dapatkan. Dulu, waktu SMA, entah kenapa keinginan saya untuk menjadi seorang
dokter sirna seketika, dan untuk mengobati rasa ingin menjadi dokter, saya
memutuskan untuk ambil kuliah ilmu gizi yaa walaupun gak tercapai juga hehehe.
Semasa SMA, saya pernah sekelas sama seorang teman yang pinter banget. Namanya
Tiffany. Dulu, kami juga satu sekolah pas SMP, hanya saja, Tiffany ini masuk
kelas yang berbeda dengan kelas saya, jadi baru bisa sekelasnya pas SMA. Nah,
Tiffany ini baik banget orangnya, dan dia ingin jadi seorang dokter, dan ya!
Allah mengabulkan keinginannya untuk kuliah di FKUI. Masya Allah :’) keren
banget ya! Dulu, saya ingin banget masuk FKUI tapi gak kesampean wkwk ya ndak
apa – apa. Saya yakin, Insya Allah Tiffany jadi dokter yang bermanfaat untuk
banyak orang aamiin.
Dan, kali ini masuk ke
dalam pembahasan.
Jadi, Bapak saya
mengalami katarak pada mata sebalah kanannya, maklum, umur Bapak saya bisa
dibilang sudah tua, dan katarak memang rentan dialami oleh orang – orang yang
sudah tua. Bapak saya sudah mengalami katarak sudah cukup lama, saya lupa
tepatnya bulan apa, tapi ketika mengetahui bahwa Bapak saya katarak, saya sedih
banget. Wajar ya sebagai seorang anak, hmm. Salah satu cara untuk mengobati
katarak adalah melakukan operasi dengan biaya yang bisa dibilang cukup mahal.
Pada saat itu kondisi saya dilema, ada keinginan untuk mengajak kakak saya
patungan, tapi tidak jadi karena ada beberapa kebutuhan yang harus saya
tanggung. Pada saat itu saya sudah kuliah semester satu kalau nggak salah. Saya
tanya – tanya ke salah satu sahabat saya yang saya panggil Ipat, soalnya
bapaknya Ipat pernah ikut operasi katarak mata gratis. Saya coba cari sana sini
di internet untuk operasi katarak mata gratis, tapi hasilnya nihil.
Selama belum di
operasi, kakak saya mencoba untuk memeriksakan mata Bapak saya ke Rumah Sakit
Tarakan, dan Bapak saya dibuatkan kacamata khusus katarak, selain itu ada
beberapa obat dari rumah sakit.
Khawatir? Ya tentu.
Sebagai seorang anak, pastinya ketika orang tua kita diberi penyakit, kita juga
pasti akan khawatir. Saya hanya takut katarak mata Bapak saya lebih buruk.
Namun, saya selalu berdoa semoga Allah menyembuhkan mata katarak Bapak saya.
Satu hal yang saya
rasa perbedaan antara orang tua kita dan kita, ketika kita sakit, kita tuh
sering rewel, sedangkan orang tua kita kayaknya nggak rewel. Bapak saya gak
pernah ngeluh kalau matanya gak bisa liat jelas, dan kadang saya merasa “nggak
sabaran” kalau dikasih sakit sama Allah. Pasti ada aja ngeluhnya dan manja –
manja ke orang tua, tapi beda sama Bapak saya yang nggak ngeluh dan nggak manja
ke anaknya :’). Saya yakin orang tua sahabat juga kayak gitu kan? Kalau mereka
sakit, pasti bilangnya “nggak apa – apa”. Oh Allah, Kau menjadikan hidup ini
dengan adanya hubungan orang tua dan anak.
Hari demi hari
berlalu, seiring berjalannya waktu, tiba – tiba pertolongan Allah datang
melalui Tiffany. Tiffany ngeshare di
group whatsapp jaman SMA. Tiffany ngeshare
operasi katarak mata gratis yang diadakan oleh PERDAMI (Persatuan Dokter
Spesialis Mata Indonesia). Rupa – rupanya PERDAMI bekerja sama dengan Liga Medika
FKUI,tanpa pikir panjang, saya langsung tanya ke Tiffany dan Tiffany pun memberikan
arahan kepada saya untuk menghubungi contact person untuk pendaftaran yang tidak
lain adalah temannya Tiffany di FKUI.
Yak, singkat cerita,
Alhamdulillah mata bapak saya sudah dioperasi di RSCM Kirana dan sebelumnya
dilakukan pemeriksaan di Klinik Kana dan sekarang dalam proses pemulihan.
Alhamdulillah.
Dari kisah yang saya
alami ini, saya makin percaya kalau orang – orang yang dipertemukan Allah ke
dalam hidup kita, adalah orang – orang yang akan memberikan manfaat tertentu
dalam hidup kita, ada yang memberikan kita hikmah dalam kehidupan, ada yang
melatih kesabaran kita, ada yang senantiasa mengingatkan kita pada kebaikan.
Dan Allah sebaik – baik tempat meminta pertolongan. Saya hanya yakin satu hal
didalam doa saya kala itu, saya yakin bahwa Allah akan menolong saya, dan
Alhamdulillah Allah memberikan pertolongan itu.
Pelajaran lainnya yang
dapat dipelajari adalah, kita jangan iri sama takdir yang diberikan sama teman
kita. Misal, teman kita jadi dokter, atau arsitek atau apapun itu, kita jangan
iri, karena Allah sangat mungkin menolong kita lewat teman – teman kita.
Bukankah senang ketika lihat teman kita juga sukses? Bisa saling membantu dan
berbagi kebahagiaan. Contohnya saya, saya emang gak berhasil jadi mahasiswi
FKUI, tapi Alhamdulillah Allah menganugerahkan teman saya untuk kuliah di FKUI,
dan teman saya itu yang menjadi perantara Allah dalam menolong saya.
Alhamdulillah.
Dan Alhamdulillahnya
lagi adalah, operasinya dilakukan dibulan Agustus, saat saya sedang libur
kuliah, jadi setelah selesai bekerja, saya bisa langsung pulang ke rumah untuk
memastikan kondisi Bapak saya.
Allah memang paling
tahu yang terbaik, paling tahu waktu yang tepat, paling tahu apa yang
dibutuhkan oleh hamba-Nya.
Allah itu sebaik –
baik tempat meminta pertolongan. Ketika sudah mulai hopeless minta sama Allah semoga dikuatkan dan dikasih jalan
keluar.
Allah itu baik banget
ya sama kita, kita masih punya banyak dosa, Allah tetap mau nolongin.
Terima kasih Allah,
tanpa-Mu, kami tidak bisa hidup dengan sebaik-baiknya hidup.
Terima kasih juga buat
Tiffany, Seruni dan PERDAMI, semoga Allah membalas kebaiakan calon dokter dan
semau dokter di PERDAMI. Semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat, kesehatan,
serta sukses dunia akhirat untuk semua pihak yang sudah membantu adanya operasi
ini
Demikian, semoga
bermanfaat
Wassalamu’alaikum.