Minggu, 31 Agustus 2025

Sebuah Ironi, Perwakilan Rakyat yang Tidak Mewakili Rakyatnya

Assalamu’alaikum teman – teman, selamat sore.

Hari ini hari Minggu, Minggu yang berbeda dengan Minggu-Minggu kemarin. Kenapa berbeda? karena saat ini Indonesia sedang tidak baik – baik saja, akibat adanya kericuhan ditengah demo yang diberlangsungkan berhari-hari yang dipicu oleh kenaikan gaji anggota DPR yang melonjak tajam ditengah perekonomian Indonesia yang sedang tidak baik-baik juga.

Kondisi diperparah dengan meninggalnya salah satu driver ojek online (Gojek) yang bernama Affan Kurniawan karena dilindas oleh anggota Brimob, sungguh ironi. Teman-teman juga pasti tahu ya, ramai di media sosial. Melihat Ibu Alm Affan Kurniawan yang menangisi kepergian anaknya sungguh mengiris hati, Konon, Affan ini adalah tulang punggung keluarga, bahkan saat berlangsungnya demo, Affan sedang mengantar orderan makanan namun naas, ia terpeleset jatuh dan meninggal dilindas mobil Brimob ditengah-tengah demo yang sedang berlangsung. Kepergiannya, diantar banyak driver ojek online, banyak yang sedih akan kepergiannya. Jujur, aku dan kita semua pasti banyak yang berpikir amalan apa yang dilakukan Alm Affan selama hidupnya, karena meninggal dimalam jumat, dikubur pada hari Jumat, hari yang mulia. Kepergiannya diiringi, didoakan oleh banyak orang. Pasti banyak yang berduka cita, mengingat ojek online sangat melekat dalam membantu mobilitas masyarakat, dan ya aku adalah salah satu yang akrab dengan ojek online dalam mobilitas sehari – hari.

Selain itu, adanya halte-halte transportasi publik yang dibakar oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. Jujur sedih banget pas tahu ada tujuh halte yang terbakar, karena salah satu haltenya adalah halte yang biasa aku turun untuk transit kalau pergi bekerja. Haltenya sudah bagus, tapi dibakar, sedih banget, tentunya akan berdampak pada teman-teman yang juga sering turun di halte-halte tersebut.

Dari beberapa polemik yang menguak tentang kinerja dan tunjangan anggota DPR, jika ditarik kebeberapa tahun silam, ada seorang anak yang pernah bercita-cita menjadi anggota MPR/DPR, dan anak itu adalah aku. Selain jadi dokter seperti kebanyakan cita-cita anak masa kecil, salah satu cita-citaku yaitu mau jadi anggota MPR/DPR. Alasannya juga alasan bocah SMP kala itu, karena aku suka pelajaran PPKN, aku dulu suka banget nonton debat capres, dan menurutku jadi anggota DPR/MPR itu keren, cuma orang-orang terpilih yang bisa jadi anggota MPR/DPR. Nyatanya, cita-cita itu tidak terwujud, sebuah bentuk penyelamatan dari Allah buat diriku, manusia bisa berencana namun tetap Allah yang berkehendak. Bayangin kamu kerja ditengah-tengah orang yang culas, dikepung oleh manusia rakus, pencuri, kalau aku jujur gak sanggup. Ironisnya beberapa orang yang menduduki kursi DPR/MPR adalah orang-orang yang bahkan tidak memiliki pendidikan yang tinggi. Syaratnya tamat SMA/sederajat (tolong koreksi aku jika salah). Aku tidak bermaksud memandang sebelah mata untuk lulusan SMA, namun untuk mengemban amanah yang berat sebagai perwakilan rakyat, pendidikan yang tinggi itu sangat penting dimiliki oleh anggota DPR/MPR, dan juga disertai moral yang kuat. Saya yakin, dari kecil kita semua dididik untuk tidak mencuri, tidak mengakui yang bukan milik, mencuri itu haram, perbuatan tercela, semua agama mengharamkan mencuri, tapi kenapa anggota DPR ini sangat rakus sekali, korupsi sana sini. Apakah mereka semua tidak takut pembalasan dihari akhir? Apakah bentuk neraka sudah tidak tergambar dalam hati nurani mereka ketika mengambil yang bukan milik?. Hari pembalasan itu ada, dan semua yang kita lakukan selama di dunia akan dipertanggungjawabkan di akhirat.

Jujur aku juga gak terlalu paham soal ranah politik, tapi melihat banyak korupsi yang ada di Indonesia, bahkan sampai dana haji dikorup yang menyebabkan 8.400 jamaah haji batal haji padahal mereka sudah menunggu 14 tahun, astaghfirullahal’adzim, kenapa UU perampasan asset koruptor belum juga disahkan?.

Sedih banget ya, kita seperti dijajah bangsa sendiri.

Dulu aku kira, anggota DPR/MPR akan mengemban amanah dengan baik, maklum pemikiran bocah SMP, tapi aku sadar, bahwa ada saja manusia-manusia culas yang tidak pernah merasa cukup. Perwakilan rakyat, namun ketika rakyat menyambangi kantor DPR, mereka malah WFH, sungguh miris.

Semoga Allah melembutkan hati nurani pejabat Indonesia agar mereka bisa membedakan yang mana yang hak, yang mana yang batil. Semoga Allah menjaga anak cucu kita semua dari perbuatan tercela yang mengakar dan mengabaikan hari pembalasan serta dosa-dosa.

Semoga Indonesia lekas membaik kedepannya, semoga Indonesia lekas berbenah, dan kita semua senantiasa dilindungi sama Allah. Stay safe semua.

Sekian, wassalamu'alaikum

Kamis, 14 Agustus 2025

Kalau Dia Gamau, Jangan Dikejar!

Assalamu’alaikum teman-teman.

Lagi pada apa nih? Sudah makan siang kah? Atau lagi puasa?

Siang-siang gini, kalau kamu udah ngantuk-ngantuk sehabis makan, atau ya emang ngantuk aja gitu ya karena abis begadang, kita obrolin yang ringan-ringan yuk.

Kebetulan siang ini, aku lihat di salah satu akun instagram tentang pertanyaan-pertanyaan dari netizen perempuan kayaknya wkwk, contoh, kenapa dia like story aku, tapi gak balas chat. Kenapa dia ga ngejar aku lagi setelah aku tolak. Aku harus bagaimana ya supaya dia reply storyku?. Wkwkwkkwk romantika remaja sampai remaja lanjutan biasanya ini.

Teman-teman berdasarkan pengalamanku, caelah.

Berdasarkan pengalaman, berdasarkan yang aku tahu nih yaaa, kalau ternyata salah satu bahasa cinta laki-laki yaitu mengusahakan. Jadi jika kamu gak diusahain artinya apa? Iya benar, dia gak tertarik sama kamu, kamu bukan idamannya, kamu bukan orang yang dia tuju dan bukan orang yang akan dijadikan tujuan.

Simple. Konon, memahami laki-laki itu simple, karena mereka dominan logika.

Kalau dia sudah gamau, atau menunjukkan tanda-tanda gamau, yaudah gausah dikejar.

Gausah dikejar-kejar, nanti dia risih, ilfeel, kesal, bete, terganggu sama kehadiran kamu.

Kadang, membiarkan diri kita gak terlihat dimata dia adalah hadiah buat dia. Ketentraman.

Aku pribadi, semisal ada orang yang suka sama aku tapi aku gak suka nih sama dia, dan aku tipikal yang langsung menunjukkan aku gak tertarik, bukan tipikal tarik ulur.

Aku akan sangat berterima kasih kalau dia gak ngejar-ngejar aku lagi.


Kalau kamu gamau sama seseorang, tunjukin aja kayak maaf gabisa, gamau dan sebagainya. Justru, kalau kamu tarik ulur, kayak seolah mau tapi sebenarnya engga, kasian orang yang suka sama kamu.

Sebagai orang yang pernah menolak dan ditolak caelah wkkwkwk, aku sih berterima kasih ya kalau dari awal emang dia menunjukkan gak tertarik.

Btw aku ga pernah nembak cowok ya, engga. Ditolak tuh dalam artian, aku tau dia gak suka, dari feedbacknya. (Dingin, balas chat lama, ga follback, pedih kan tapi yaudah bang gapapa, laki-laki bukan kamu aja wkkwkwk, meanwhile galau, nangis dipojokan wkwkkwk)


Terus kalau dia nolak kita, dia gasuka sama kita, apa artinya kita ga berharga?

Ya tetap berharga dong.

Value kita, value dirimu tidak ditentukan dengan penolakan dari orang lain.

Tidak ditentukan dari seberapa banyak yang terpikat sama kamu.

Value kita tetap utuh, gak berkurang, sekalipun gak disukai balik.

Ini cuma soal hati, dan selera aja. Ada orang yang seleranya cantik/ganteng, ada yang seleranya manis, ada yang seleranya humoris. Beda-beda

Kalau emang dia nolak kamu, ya berarti yaudah ga tepat buat kamu.

Gausah dikejar, soalnya itu kayak kamu desperate dan bikin value kamu dipertanyakan.

Jadi, sebelum kamu sayang sama orang, sayangi diri kamu.

Jangan kamu malah kayak merasa ga ada nilainya setelah ditolak.

No, kamu tetap berharga!

Ingat, jangan dikejar, cukup tingkatin value aja, dan minta yang terbaik sama Allah.

Udah dulu ya bincang-bincangnya wkwkkwkwk, moga bermanfaat.

Jangan galau lagi ya, udah jangan dikejar!

Cari yang sama-sama menghargai, sama-sama mau membersamai.

Sekian, wassalamu’alaikum.

Senin, 11 Agustus 2025

Milikilah Hati yang Baik, Karena Kebaikan Itu Menular!

Assalamu’alaikum teman – teman

Apa kabarnya? Semoga dalam keadaan baik dan sehat ya aamiin.

Pada postingan kali ini, aku mau cerita soal pengalamanku ke rumah sakit beberapa waktu lalu.

Aku ke rumah sakit karena menemani Bapakku untuk kontrol kesehatan. Kami datang pukul tujuh pagi, belum siang tapi gak terlalu pagi juga, namun antriannya sudah cukup padat. Yap, antrian BPJS.

Saat itu Bapakku dapat antrian ke dua puluh delapan. Aku duduk di sebelah Ibu lansia berusia enam puluh tahun. Tidak ada sapa, karena kami tidak saling mengenal.

Singkat cerita, ada seorang Ibu - ibu menemani Ibunya yang sudah tua, yang kita sebut saja nenek ya biar ga bingung hehe. Nah si nenek ini duduk di kursi roda dan Ibu ini duduk disebelahnya, namun yang aku kagumi dari si Ibu ini adalah, dia tetap membantu orang sekitarnya meskipun dia juga sedang menjaga nenek. Kalau ada orang kebingungan ambil antriannya bagaimana, atau harus memilih apa, nah si ibu ini yang arahin ke mesin ambil antrian otomatis,

Lalu, ada seorang bapak-bapak menghampiri si ibu ini dan memberikan nomor antriannya, katanya karena dokternya tidak ada hari itu, jadi beliau gak jadi ke dokter tersebut. Antrian untuk lansia. Kamu tahu gak apa yang terjadi? Si Ibu ini kasih nomor antrian itu ke Ibu yang berada disampingku.

“Ibu antrian nomor berapa?” tanyanya

“Delapan” Ucap Ibu lansia disebelahku sambil menunjukkan kertasnya.

“Oh pakai ini aja nih, ini nomor dua.” Si Ibu memberikan nomor antrian bapak-bapak tadi ke Ibu lansia disampingku

Lalu ga sampai disitu, si Ibu ini nanya ke aku dan bapakku

“Bapak antrian ke berapa?” Tanyanya

“Dua puluh delapan” jawabku

“Nah Ibu kasih aja antrian nomor delapannya ke mbaknya” Pinta si ibu ini kepada Ibu lansia disebelahku.

Akhirnya, Ibu lansia yang disebelahku dapat antrian nomor dua, dan bapakku dapat antrian nomor delapan.

Karena kebaikan hati si Ibu inilah, Ibu lansia disebelahku juga tergerak kasih nomor antriannya ke aku, dan kami jadi bertegur sapa.

Aku tanya ke Ibu lansia tersebut, mau ke dokter apa?. Anestesi jawabnya. Beliau cerita kalau mau operasi. Aku gak tanya lebih lanjut karena takutnya privasi hehe gaenak nanya-nanya detail, tapi akhirnya kami berpisah setelah si Ibu dipanggil oleh dokter. “Sehat-sehat ya Bu, makasih” Ucapku, Ibu itu membalas senyuman.

Dan ketika Ibu lansia itu sudah pergi, bangku sebelahku diduduki oleh Ibu muda serta anaknya yang mau ke antrian dokter spesialis. Nah, karena Ibu lansia memberikan dua antrian kepadaku, yaitu antrian lansia dan antrian dokter spesialis, aku akhirnya memberikan antrian dokter spesialis ke si Ibu yang duduk disampingku, karena nomornya kebetulan nomor-nomor awal. Ibu disebelahku pun senang dan mengucapkan terima kasih, karena yang harusnya beliau antrian dua puluhan, jadi antrian belasan.

Sementara, Ibu-ibu yang baik hatinya tadi, yang memulai kebaikan dengan menawarkan bantuan dan sebagainya, aku lihat beliau masih sibuk memandu orang lain untuk mengambil nomor antrian sambil menjaga nenek. Baik banget ya. Beliau selain care ke orang tuanya, juga care kepada sesama.

Jujur,kalau ke rumah sakit, selalu ada pesan yang bisa kuambil. Kesehatan itu bentuk rezeki yang sangat perlu kita syukuri. Pernah dengar kalimat ini “Dinding rumah sakit lebih banyak mendengar doa yang tulus dibanding rumah ibadah lainnya” Itu benar banget sih, karena di rumah sakit benar-benar banyak doa – doa dilangitkan untuk orang yang disayang, agar lekas sembuh, lekas membaik, lekas berkumpul kembali dengan keluarga.

Kalau kamu lagi merasa hidup ini gak ada artinya, coba deh kamu main ke rumah sakit. Banyak orang-orang yang berharap sembuh dari sakitnya, bisa merasakan hidup sebagaimana mestinya.

Dan, dari kunjungan ke rumah sakit kemarin, aku jadi berpikir, ternyata memiliki hati yang baik itu baik. Kebaikan itu menular. Dari si Ibu yang baik hatinya, yang mau memandu orang lain di sekitarnya walaupun beliau juga sedang mengantar Ibunya untuk ke dokter, aku jadi mikir, kamu boleh banget membantu siapapun meskipun kamu gak kenal, dan bahkan orang yang kamu bantu gak menjanjikan imbalan kepadamu.

Hah, makasih Ya Allah, karena Allah mempertemukan aku dengan Ibu itu dan Ibu lansia disebelahku, Bapakku jadi dapat nomor antrian awal. Alhamdulillah.

Tak lupa aku ucapkan terima kasih kepada dokter-dokter yang berjasa untuk merawat pasien dengan sabar. Dokter - dokter yang mau melayani pasien BPJS tanpa memandang kasta. Sehat-sehat ya Dok, semoga Allah memberkahi kamu dan keluargamu. Aamiin.

Sekian, wasslamu’alaikum.

Senin, 04 Agustus 2025

Meromantisasi Perasaan

Hari ini, perasaan itu masih tetap sama

Tersimpan, diam dan berharap ada keajaiban

Aku pernah menyia-nyiakan kesempatan yang terbuka

Mengirim ucapan manis pada hari ulang tahunmu

Mengirim pesan selamat hari raya, pada masanya

Tak ada yang kulakukan, satu pun, bukan lupa hanya menjeda

Kukira ada baiknya aku tidak datang dalam harimu

Membiarkanmu hidup dari kejauhan dengan getir manisnya kehidupan

Sayangnya, kadang aku mempertanyakan kenapa kamu tidak melihat balik ke arahku?

Setelah kupikir, ternyata Rabb-ku yang tidak mengizinkannya

Dia tidak menghadirkan rasa dalam hatimu dalam bentuk namaku

Sebenarnya tak apa, tapi perasaan tetap perasaan

Aku bisa saja berdusta bilang tak mengapa, tapi tidak dengan hatiku

Seringkali, manusia yang sedang jatuh cinta sering bertanya

Kepantasan dirinya untuk orang yang dicintanya

Padahal, semua orang pantas saja dicintai dan mencintai

Kenapa rasanya belum hilang?

Apakah aku yang meromantisasinya sendiri dalam bayang

Kamu yang dingin, bahkan enggan menyapa, tapi aku meyakinkan diriku sendiri bahwa kamu layak ditunggu

Menunggu bayang semu yang bahkan aku tidak tahu dimana muaranya

Entah dalam wujud hilang rasa atau penuh luka

Semoga, apapun yang terjadi, kamu tetap bahagia dan jadi pribadi yang lebih baik

Pada untaian kata ini, aku mau mengucapkan selamat bertambah usia, kepadamu

Sudah lewat beberapa bulan, tapi tak mengapa, aku baru terpikir untuk mengucapkannya hari ini

Di blog pribadi, yang bahkan dirimu juga tidak tahu

Semoga, keinginanmu untuk lebih baik segera teraamiini

Tetaplah berbahagia, bersuka cita, dengan nama baik dalam dirimu, Muhammad

Semoga Allah membawamu ke dalam kehidupan yang baik juga pada akhirnya

Aku mau melihatmu bahagia, meraih apapun yang sedang kamu tuju

Pekerjaan, karir ataubahkan cinta

Semoga kalau tidak sejiwa, lekas hilang segala rasa dan asa

Agar aku tidak meromantisasi perasan ini, bukan lelah hanya tetap saja berbentuk luka

Semoga salah satu kalimat lembut yang pernah aku panjatkan, bisa berbuah manis pada hidupmu

Aamiin