Saya akan menceritakan
awal hijrah saya soal hijab
Sebenarnya saya
terpikirkan untuk memakai hijab setelah saya menikah, atau mungkin saat saya
sudah jadi seorang Ibu. Namun, hidayah itu datangnya lebih cepat dari pemikiran
saya.
Saat saya kelas 8 SMP,
kalau pelajaran Agama Islam, guru saya selalu menasihati bagi wanita wajib
hukumnya menutup aurat jika sudah baligh. Setiap pertemuan pelajaran Agama
Islam, beliau selalu berkata seperti itu. Saya mulai berpikir tentang diri
saya, Sahabat saya pun memberi tahu saya, mencoba mengajak saya untuk berhijab.
“Tapi fiq, gw
kepikirannya nanti aja kalau udah nikah, atau paling cepet nanti deh pas SMA.”
Saya bilang gitu ke sahabat saya.
“Kalau ditunda –
tunda, kan lu gak tau kapan lu meninggal.” Jawab Fiqa, sahabat saya.
Perkataan Fiqa sedikit
tapi menusuk >,< namun menyadarkan :). Ada benarnya juga perkataan sahabat saya. Saya
berpikir keras, hati saya mulai luluh namun terkadang ada bisikan yang meminta
saya untuk menunda. Semua rasa bimbang itu ada di dalam diri saya, dan pada
akhirnya saya memutuskan untuk berhijab di semester 2 kelas 8 SMP.
Alhamdulillah.
Dan perjalanan menutup
aurat saya masih panjang sekali. Awal – awal saya menutup aurat, saya menutup
aurat hanya sekedar menutup saja. Saat saya kelas 9 SMP, saya melihat salah satu
anak rohis terlihat anggun sekali, kerudungnya panjang, pakai rok, pakai kaus
kaki, adem melihatnya. Dalam hati saya, saya ingin juga seperti itu, tapi kapan
ya?.
Saat saya masuk SMA,
saya mengikuti ekskul rohis, dan eksul saya bernama “KSI SMAN 33 Jakarta” Saat
ekskul, kakak kelas saya membuka mentoring mengenai hijab syar’i. Jujur saja,
saya belum tahu hijab yang syar’I itu seperti apa. Alhamdulillah kakak kelas
saya memberitahu, kalau hijab syar’I itu hijab yang sesuai syariat Islam. Saya
diajarkan bagaimana caranya berhijab secara syar’i. Mulai dari kerudung sampai
kaus kaki.
Kakak kelas saya pernah bilang hal ini :
“kalau pakai kerudung
segiempat, harus di double ya dek.”
“Jangan lupa pakai
kaus kaki.”
“Kalau bisa pakai rok.”
Saya mulai belajar.
Saya selalu bertanya, kenapa ya pakai kerudung segiempat harus di double,
soalnya saya selama ini selalu memakai satu lapis saja. Untuk menjawab
pertanyaan saya, saya selalu memperhatikan orang – orang yang pakai kerudung
segimpat. Di angkutan umum saya melihat seseorang pakai kerudung segiempat
berwarna putih, satu lapis. Dan ternyata kerudungnya itu transparan, rambutnya
masih terlihat. Oh ternyata kalau cuma satu lapis masih transparan ya, gumam
saya dalam hati. Mulai sejak itu, saya belajar pakai kerudung segiempat double.
Awalnya susah karena belum terbiasa, sampai akhirnya nyaman sekali.
Alhamdulillah.
Saya juga sudah mulai
membiasakan memakai rok dan kaus kaki. Awalnya susah memang, terlebih kaus
kaki, karena saya hanya memakai kaus kaki kalau ke sekolah saja. Akhirnya saya
mulai terbiasa dan nyaman. Alhamdulillah.
Saya rasa perintah berhijab bagi kaum muslimah, adalah tanda cinta dari Allah :)
Alhamdulillah, Allah
telah menghadirkan orang – orang berilmu nan baik dalam hidup saya. Yang telah
mengajarkan saya untuk terus mencoba menjadi hamba Allah yang taat.
Mari bersama – sama
menjadi “Muslimah Agent Who Will Change The World”
Tutupi aurat, yuk jadi muslimah yang BERMANFAAT :)
NB : “Muslimah Agent Who Will Change The World" adalah tema acara keputrian akbar (KAFFAH part 3) di KSI angkatan saya :)