Kamis, 21 Desember 2017

Life. Fight, and Story



Assalamu’alaikum sahabat

Sudah lama sekali saya nggak posting wkwkwk. Beberapa bulan yang lalu, tugas kuliah saya lagi numpuk banget jadi gak sempet ngeposting. Alhamdulillah saya sudah libur kuliah setelah UAS beberapa hari yang lalu. Yap, kali ini saya mau cerita tentang yang saya alami beberapa bulan terakhir.

Sahabat percaya gak sih kalau Allah itu selalu nemuin kita sama orang – orang yang akan membawa pengaruh tersendiri dalam hidup kita? Allah sudah milihin, siapa aja sih yang bakal ketemu sama kita, yang bakal berkomunikasi sama kita, yang bakal ngasih kita pelajaran hidup baik suka maupun duka. Semua orang yang hadir dalam hidup kita, pasti ada maksud dan tujuan tertentu dari Allah.

Saya mengalami hal demikian juga. Contohnya sekarang ini, saya tuh gak pernah ya kepikiran mau masuk Trisakti, saya maunya masuk UI. Dari saya SMP, saya maunya masuk UI, tapi Allah berkehendak lain, dan saya bersyukur karena saya bisa kuliah di Trisakti. Saya dipertemukan sama dosen – dosen saya yang hebat – hebat. Kadang, saya suka terharu, sebenarnya kasian dosen saya yang ngajar malam T,T karena harusnya mereka sudah istirahat di rumah, tapi masih mengajar yang kelas malam. Salah satu dosen saya pernah bilang katanya beliau itu kalau ngajar malam hari, beliau gak pulang ke rumah karena rumahnya jauh dan kalau pulang malam agak berbahaya, duhhh hati saya terharu. Saya yang kadang masih suka ngeluh karena capek, tapi nyatanya dosen saya lebih capek. Ini dosen Pengantar Bisnis, namanya Ibu Lucy Warsindah. Beliau baik banget. Realistis. Itulah Bu Lucy. Beliau kalau kita salah ya dibilang salah, kalau kita bener ya dibilang bener. Tegas. Saya suka banget sama sikap beliau.

Ada juga salah satu dosen saya, beliau lulusan UI, beliau hebat banget, pemerhati ekonomi. Beliau banyak sharing soal kehidupan, perekonomian, dan hal – hal lainnya. Hebatnya lagi, beliau sedang kuliah S3 di UNPAD, dan beliau bilang, kalau setiap hari Jumat sama Sabtu, beliau ke Bandung buat kuliah. Hebat!. Saya yang kuliah cuma di grogol aja kadang masih suka ngeluh T,T (jangan ditiru wkwk). Nama dosen saya ini Pak Rinaldi Rustam, dosen Mikroekonomika Pengantar. Beliau suka mengaitkan materi dengan kehidupan. Contohnya materi general equilibrium. Pak Rinaldi nyontohinnya gini “Kalau kalian punya baju – baju bekas yang sudah gak dipakai, dan kalian kasih ke anak – anak yang membutuhkan, pasti kebahagiaan anak – anak itu akan bertambah tanpa mengurangi kebahagiaan kalian.” Beliau juga pernah bilang mengenai pentingnya sedekah karena gak akan mengurangi harta justru akan menambah yang kita miliki.

Terharu T,T

Salah satu yang saya suka saat belajar atau menjadi seorang siswa adalah, saya akan mendapat banyak nasihat dari guru – guru saya atau dosen – dosen saya. Nasehat itu mahal. Setelah menjalani rutinitas yang padat dan masalah yang menumpuk, nasehat itu bisa jadi sebuah solusi dan menentramkan hati. 

Dosen matematika ekonomi saya, pak Soeharjoto, beliau juga pernah bilang gini “Sekarang masih enak kan, makan ya makan, tidur tinggal tidur. Tapi gatau kedepannya nanti gimana. Ya semoga enak terus.” Kurang lebih itulah kata – kata beliau. Perkataan yang seperti sindiran halus tapi bagus jika direnungkan.

Ya contohnya kayak saya ini atau mungkin dari kebanyakan sahabat, kita hidup masih enak, tinggal di rumah orang tua, makan dimasakin sama Ibu atau tinggal makan aja gitu ya? Udah disediain orang tua. Coba nanti kedepannya gimana?
 
Kedepannya gimana?

Ini sebuah pertanyaan masa depan, yang harus dipersiapkan dari masa sekarang. Kita harus berusaha jadi orang yang bermanfaat, banyak ilmu, banyak uang juga kalau bisa aamiin.
Uang emang gak dibawa mati, tapi dengan uang, kita bisa dapat pahala yang terus mengalir. Kok bisa? Ya bisa, dengan uang kita bangun pondok pesantren, atau Masjid, atau kita sedekah ke yayasan, dan lain – lainnya. Bukankah tangan diatas lebih baik daripada tangan dibawah?
Saya nggak bermaksud memberi pemahaman matrealistis ya, ini lebih kepada realistis. Kan lebih baik jika kita memanfaatkan uang yang kita punya untuk orang – orang yang membutuhkan.

Kenapa sih kita harus sekolah, kenapa kita harus kuliah, kenapa kita harus kerja?

Kita sekolah, kita kuliah, buat membentuk karakter diri kita, biar menjadi orang yang mampu berpikir sistematis, dari segi berbicara bisa berbicara yang santun. Soal bekerja, pendidikan hanya menjadi penjembatan saja, karena salah satu syarat bekerja di perusaaan dengan benefit yang bagus, ya berpendidikan, dan pendidikan di tempuh di sekolah, universitas secara formal.

Sebagai mahasiswa kelas malam, alias kuliah sambil kerja, saya tahu banget atmosfirnya wkwkk.  Teman – teman saya ada juga yang masuk kuliah telat dengan wajah yang sudah lelah. Ada hal yang gak pernah saya dapetin sebelumnya selama saya sekolah. Saya belum pernah ngerasaian perjuangan meraih pendidikan dengan berjuang. Alhamdulillah saya sudah ngerasain, punya teman – teman seperjuangan yang pagi kerja malam kuliah. Belum lagi kalau ada kuis, beuh hebohhhh. Manfaatin waktu yang ada buat belajar. ini gak mudah. 

Hidup itu perjuangan yang akan membuahkan sebuah cerita. Mungkin saat ini yang kita jalanin masih “gak enak” menurut kita. Tapi, percaya aja, suatu saat hal gak enak itulah yang akan dirindukan. Pasti nanti kita akan bergumam sendiri “Oh iya ya dulu saya…… kalau saya gak mengalami fase itu mungkin saya gak akan bisa seperti sekarang.”

Kalau ada orang yang memberi luka dalam hidup kita, ya anggap aja Allah mau kasih tau kita bahwa kita harus sabar dalam situasi apapun. Kalau kebaikan kita gak dianggap sama orang lain, ya anggap aja Allah mau jauhin kita dari hal buruk. Kadang, kita harus berterimakasih sama orang yang menyadarkan kita soal hidup. Yang marahin kita kalau kita salah, yang negur kita kalau kita salah. Karena hidup ini punya banyak rasa, gak cuma rasa manis aja. Coba masakan? Rasanya macam – macam kan? Ada yang manis, asin, pedas. Gimana kalau rasanya manis semua? Ya gak enak. Ya begitu juga hidup. Meski terkadang pahit katanya wkwk, ya jalanin aja dengan sebaik mungkin. Semua masalah pasti ada solusinya. Semua tangis akan jadi tawa. Percaya aja. Allah Maha Mendengar, Maha Melihat, Maha Tahu, Maha Pengasih, Maha Penyayang.

Allah Maha Baik, mempertemukan kita dengan orang – orang yang akan memberi kesan tersendiri. Memberikan kita pengajaran dan pemahaman mengenai kehidupan.

Jadi, Selamat Berjuang!

Hidup dan Berjuanglah agar ada Cerita indah.

Allah Always With Us

Minggu, 09 Juli 2017

Tentang Aku & Kamu, Pada Saatnya…..



 
Sumber : https://tafsirq.com/30-ar-rum/ayat-21

“Untukmu yang entah ada dimana, saya percaya bahwa Allah akan mempertemukan kita di waktu yang sudah Allah tentukan. Entah kita beda usia berapa tahun, entah kamu teman sebaya atau kakak kelasku, atau bahkan orang yang sama sekali tidak kukenal, semoga Allah menjagamu, sebagaimana Allah menjagaku.”

Novelia Dwi Lestari, 09 Juli 2017


Assalamu’alaikum sahabat!

Apa kabar? Semoga sehat selalu ya :)

Hmmm, saya akan membahas soal hal yang suka membuat para single Lillah baper hehehe :D

*single Lillah = single karena Allah, single sampai ketemu jodoh hehehe

Alhamdulillah, pada Jumat, 07 Juli 2017 kemarin, Kak Muzammil Hasballah dan Kak Sonia Ristanti menikah. Berita mengenai pernikahan keduanya tersebar luas di berbagai media sosial, salah satunya yaitu instagram. Banyak banget akun – akun yang posting mengenai pernikahan kedua mempelai. Banyak juga komentar – komentar dari berbagai orang, ada yang mendoakan, ada juga yang baper hehehe, ada juga yang katanya patah hati karena Kak Muzammil sudah menikah. Siapa sih kak Muzammil Hasballah?  Sampai – sampai banyak akhwat yang katanya patah hati. Well, yang saya tahu, Kak Muzammil Hasballah lulusan Arsitektur ITB, dan beliau pernah menjadi Imam Masjid Salman ITB, beliau memiliki suara yang merdu saat membaca Al – Qur’an. Untuk lebih lengkapnya mengenai profil kak Muzammil Hasballah, sahabat bisa searching di google hehehe.

Terlepas dari pernikahan Kak Muzammil kemarin, saya sih senang – senang aja, gak patah hati hehe, untuk apa patah hati? Percayalah masih banyak laki – laki shalih di dunia ini,  tugas kita ya memperbaiki diri, agar Allah ridha dan mempertemukan diri kita dengan orang yang shalih/shalihah aamiin. 

Untuk Kak Muzammil dan Kak Sonia, saya mengucapkan 

“Barakallahu lakuma wa baraka 'alaikuma wa jama'a bainakuma fii khoir”

(Semoga Allah menganugerahkan barakah kepadamu, semoga Allah juga menganugerahkan barakah atasmu, dan semoga Dia menghimpun kalian berdua dalam kebaikan)," Aamiin

Kita sudahi dulu pembahasan mengenai pernikahan Kak Muzammil.

Berbicara mengenai pernikahan memang membuat semua orang bisa baper hehehe. Beberapa teman saya juga merasakan hal demikian. Teman – teman saya sebenarnya masih muda, ada yang lahir tahun 1994, 1995, 1996, 1997, 1998.

Nah, teman – teman saya yang suka baper itu yang lahir tahun 1994-1995 (Teman di kantor tempat saya bekerja). Kalau ditanya mereka sudah siap menikah atau belum, pasti jawabannya Insya Allah sudah. Beda banget sama saya wkwkwk, saya malah belum kepikiran soal hal tersebut, tapi karena mereka suka bahas nikah, jadi kadang saya kepikiran (sebatas kepikiran aja ya hehe). Well, saya masih muda juga hehe, lahir tahun 1996 dan baru mau masuk kuliah hehehe *doakan yaaa biar jadi mahasiswi yang berprestasi :) aamiin.

Berhubung ini masih bulan Syawal, dan pasti banyak banget yang nikah dan dapat undangan pernikahan, jadi ini momen yang tepat untuk membahas hal ini.

Saya pernah diskusi sama bulek saya soal memilih pasangan untuk menikah. Diskusi ini berlangsung pas bulan Ramadhan kemarin. 

*Bulek = Panggilan bibi dalam bahasa Jawa.

Bulek saya bilang gini, “Milih pasangan itu, kalau bisa yang mau juga sama keluarga kita, yang mau sama saudara – saudara kita, jangan yang maunya sama kita saja.” Intinya begitulah hehe.
Saya rasa perkataan Bulek saya benar, karena pernikahan sejatinya menyatukan dua keluarga juga, bukan hanya menyatukan “aku” dan “kamu” :)
 
Bicara mengenai jodoh, adalah persoalan yang sangat sesuatu hehehe.

Saya pribadi sebagai single-Lillah (Insya Allah), masih mencoba memperbaiki diri. Kalau ditanya saya pernah suka sama orang atau nggak? Ya jawabannya pernah lah wkwk. Mutlak. Semua orang pasti pernah menyukai lawan jenisnya, tinggal bagaimana sikap kita terhadap rasa suka itu.

Kalau saya sih lebih memilih diam, lagipula orang yang saya sukai itu seringnya adalah orang yang gak kenal sama saya wkwkk aneh ya..

Ya, kalau kata bang Tere Liye, dikatakan atau tidak dikatakan, itu tetap cinta.
Jadi ya saya memilih untuk tidak mengatakan, tapi mendoakan saja :)

 
Sumber : https://almanhaj.or.id/3559-memilih-isteri-dan-berbagai-kriterianya-1.html


Saya pribadi, lebih menyukai jika seseorang menyukai saya karena agama saya atau karena kepribadian saya.

Kelak, saya juga akan memilih yang agamanya baik dan kepribadiannya baik pula.

Allah yang Maha membolak – balikan hati, jadi kalau timbul rasa suka kepada lawan jenis, bilang ke Allah. Biar Allah yang berdaulat atas perasaan yang kita miliki.

Kita semua gak tahu kapan kita menikah, kapan kita meninggal, kapan dan kapan, waktu itu rahasia Ilahi. Tugas kita ya memperbaiki diri, jadi hamba Allah yang baik, bahkan terbaik.

Semoga Allah senantiasa menjaga perasaan kita, dan menjadikan kita sebagai hamba yang shalih dan shalihah. Aamiin.

Wassalamu’alaikum.