Senin, 13 Maret 2017

Arsitek





Assalamu’alaikum sahabat

Bagaimana kabarnya hari ini? Semoga sehat selalu. Pasti sahabat sudah tahu soal arsitek. Profesi yang berhubungan dengan desain suatu bangunan. Well, tujuan saya memposting tulisan ini adalah, saya ingin bernostalgia soal impian saya mengenai pasangan hidup (?) wkwk. Dari duluuuuuuu, *dari SMP kalau gak salah* saya ingin sekali menikah dengan seorang arsitek. Alasannya? Ya biar bisa dibuatin desain rumah yang sesuai dengan impian saya. 

*Ilustrasi*



“Vel, rumah lu bagus ya, ini arsiteknya siapa?”
“Suami gue.”
“Ini juga bagus Vel penataannya, yang desain suami lu juga?”
“Iya Alhamdulillah.” *senyum mempesona*
Kira – kira begitulah yang saya bayangkan ketika saya menikahi seorang arsitek.

Well, selain itu ya, hmm saya ingin menikahi seorang arsitek karena Insya Allah, arsitek matematikanya hebat :D hitung – hitungannya keren. That’s why, I choose architect for my future husband. Saya suka banget sama laki – laki yang smart. And you know what? Saya ingin punya suami arsitek biar bisa diajarin soal bangun ruang wkkwk *dikala itu saya sedang merasa terdzhalimi oleh bangun ruang T,T*

Waktu demi waktu berlalu, namun orang yang pernah saya sukai atau yang masih saya sukai (?) tidak ada yang mengambil kuliah jurusan arsitek *betapa oh betapa*. Sebenarnya, saya tidak menuntut suami saya harus arsitek, tidak. Saya hanya punya impian seperti itu, kalau Allah menjodohkan saya dengan laki – laki dengan profesi bukan arsitek ya why not. Kalau suami saya bukan arsitek, mungkin nanti anak saya yang jadi arsitek. *tetep ya arsitek hehe*

Saya bekerja di sebuah perusahaan yang berhubungan dengan perusahaan properti. Jangan ditanya sudah berapa arsitek yang saya tahu maupun yang saya temui hahaha. *Baper baper.*

Saya punya pengalaman mengesankan tentang arsitek. Jadi, saya pernah datang ke sebuah perusahaan properti untuk meeting-in project, dan ya, saya mengenal sosok arsitek yang keren. Beliau sudah handal sekali. Jam terbangnya tidak usah ditanya, sangat tinggi. Pengalamannya? Banyak tentunya. Beliau bercerita soal pengalamannya bekerjanya. Beliau pernah bekerja di luar negeri, di perusahaan – perusahaan besar. Satu hal yang saya kagumi dari sosok beliau selain profesinya sebagai arsitek, beliau sangat tidak menyukai korupsi *hebat!*. Beliau memiliki pembawaan yang berwibawa, santai namun serius, dan saya kagum atas pernyataan beliau soal tidak baiknya korup mengkorup.

Bravo untuk Bapak! Hebat!

Saya juga punya pengalaman kenal sama arsitek yang masih cukup muda wkwk, ada yang sudah menikah, ada juga yang sepertinya belum wkwk. Berminat? Jawabannya nggak juga. Kenal deket juga nggak, sebatas rekan kerja. Gak usah kebanyakan baper, kuliah dulu ^^

Saya tidak menuntut jodoh saya itu seorang arsitek atau bukan, pada akhirnya arsitek maupun bukan arsitek, kita akan tetap sama – sama membangun bukan? :)
 
Sebagai penutup dari postingan kali ini, saya akan berkata kepada jodoh saya yang entah ada dimana. “Where are you know?”


Teruntuk laki – laki yang dipilihkan oleh Allah untuk menggenapi hidup saya, saya mau belajar dulu, mau menambah ilmu dulu, entah kita beda usia berapa tahun, yang pasti aku sedang sibuk. Kuharap kau juga menyibukkan diri, demi menjadi anak yang berbakti kepada kedua orang tua. Terima kasih atas semua tanyaku yang akan kau jawab nantinya. Kita akan bertemu di waktu yang tepat *Insya Allah*

*Gak usah baper yaela wkwkwk, ini gak romantis – romantis amat*

Wassalamu’alaikum.

Selamat bernostalgia dan memikirkan ke dermaga mana perahu kita akan merapat *uhuk*

Sabtu, 11 Maret 2017

Syukuri & Tingkatkan Lagi!



Assalamu’alaikum sahabat!

Sebenarnya sudah lama saya memperhatikan hal ini semenjak saya bekerja. Memperhatikan sistem perusahaan lain, memperhatikan perilaku pegawai perusahaan lain, yang tentunya membawa dampak positif bagi diri saya. 

“Rumput tetangga selalu lebih hijau dari rumput sendiri.” Pernah tahu kalimat itu?. Kenyataannya memang benar, hampir semua orang merasakannya, termasuk diri saya. Saya tidak tahu kenapa, hanya ingin belajar menjadi lebih dan lebih lagi. Saya banyak belajar dari orang – orang di sekitar saya. Belajar dari klien – klien tempat saya bekerja. Belajar soal how to be a great finance, how the system is running, tax, why we must have a good knowledge and many more. Saya sadar bahwa diri ini masih miskin ilmu.

Ada gak sih rasa iri sama klien?

Jawabannya? Ya sudah pasti ada. Saya banyak menghubungi orang finance dan orang pajak dari berbagai perusahaan, mulai dari swasta hingga BUMN. Rasa iri saya bukan semata – mata soal banyaknya materi yang mereka dapat, tapi lebih dari itu. Saya iri akan pengetahuan mereka yang sudah pasti lebih banyak dari saya.  Saya iri ketika mereka sudah terbiasa dengan sistem dan manajemen yang sudah teratur sedemikian hebatnya. Sampai detik ini saya masih belajar untuk meningkatkan skill saya.

Ada gak rasa bangga menghubungi mereka?

Jawabannya? Sangat bangga. Saya bangga bisa menghubungi klien – klien saya yang sudah bekerja di perusahaan besar. Di perusahaan, yang mungkin diidamkan oleh diri saya sendiri. Terkadang, klien saya menjelaskan kepada saya soal proses turunnya sebuah giro secara singkat sesuai manajemen perusahaan mereka. Terkadang, klien saya juga menjelaskan soal proses bukti potong pajak. Penjelasan yang singkat namun bermakna bagi saya. Saya belum terlalu paham soal mekanismenya, hanya tahu sebagian kecil saja.

Ingin rasanya bisa menjadi seperti mereka, yang memang sudah terlatih dan tahu banyak soal apa yang saat ini sedang mereka jalani,

Terkadang saya terharu, bagaimana mungkin seorang lulusan SMA, yang belum genap menyandang gelar sarjananya, bisa menghubungi orang  - orang penting di perusahaan besar. Bagaimana mungkin seorang sarjana menganggap saya yang belum sarjana, menjadi rekan kerja mereka, dan terkadang mereka menjelaskan mekanismenya.

Terima kasih Ya Allah atas nikmat yang Kau beri padaku.

Tepatnya malam ini, 11 Maret 2017 saya mengunjungi salah satu website perusahaan. Saya melihat struktur perusahaan tersebut, laporan keuangannya, sampai kepada form yang membuat saya berlinang air mata. Form yang sangat manis sekali bagi saya. Form tentang bantuan pendidikan kepada putra putri karyawan perusahaan tersebut. Penghargaan yang diberikan kepada putra putri yang berprestasi dari pegawai perusahaan tersebut. Indah ya?. Saya sungguh tidak bisa menahan air mata saya. Saya tahu bahwa susah payah orang tua menyekolahkan anaknya. Bekerja dari pagi hingga sore atau bahkan malam hari. That’s why, terkadang yang membuat seorang anak menangis ketika mendapatkan nilai jelek, mereka merasa mengecewakan orang tuanya yang sudah berusaha untuk membiayai sekolahnya. Yang membuat saya terharu, sangat mulia perusahaan yang memberikan bantuan pendidikan seperti itu. Bagaimana mungkin, waktu yang dihabiskan oleh karyawan untuk bermain bersama anaknya, dihabiskan demi sebuah perusahaan? Lalu perusahaan tersebut memberikan penghargaan pendidikan kepada putra putri pegawai yang berprestasi. Indahnya. Saya tidak membicarakan soal angka – angka yang diberikan, saya membicarakan soal kepedulian perusahaan kepada pegawai dan kepada anak – anak pegawai.

Teman saya pernah memberi tahu saya, ternyata salah satu asset perusahaan adalah karyawannya. Karyawan hanya sebutannya saja, wujudnya? Ya manusia. Memiliki hati, memiliki motivasi, memiliki kekhilafan juga. That’s why, terkadang perusahaan merasakan kehilangan ketika karyawannya yang berprestasi memilih resign. 

Simbiosis mutualisme. Tahu tidak? Kurang lebih artinya pihak 1 dan pihak 2 sama - sama menguntungkan. Seharusnya perusahaan dan karyawan memiliki hubungan kerjasama simbiosis mutualisme.

Apa gunanya perusahaan tanpa karyawan? Dan apa gunanya karyawan tanpa perusahaan?. Saling membutuhkan, namun tetap menguntungkan.

Bagi saya, karyawan diberi upah atau yang sering kita sebut dengan “gaji”, bukan semata – mata mereka mengemis pada perusahaan. Gaji adalah hasil dari kerjasama antara perusahaan dan karyawan, bukan semata – mata karyawan menjadi “budak”.

“Lu jual gue beli, lu gak jual ya gue gak beli.” Kira – kira seperti itulah maksud saya.

Terlepas dari apa yang saya uraikan, saya bercita – cita untuk bergabung ke perusahaan yang lebih baik dari segi manajemen. Semoga, kelak saya bisa bergabung ke perusahaan yang memperhatikan kesejahteraan karyawan dan keluarga karyawan. Semoga, kelak jika saya sudah mampu membuat sebuah perusahaan, saya bisa menerapkan sistem seperti yang saya uraikan. Penghargaan pendidikan kepada putra putri karyawan saya, sebagai permohonan maaf karena sudah menyita waktu orang tua mereka untuk bekerja. Kasih sayang orang tua tidak bisa dinilai dengan uang memang, tapi tidak ada salahnya memberikan bantuan berupa uang, untuk putra putri generasi penerus bangsa yang mau belajar meskipun orang tuanya sibuk membanting tulang.

Saya akhiri postingan kali ini. Saya berdoa semoga kedepannya kita bisa menjadi manusia – manusia yang lebih baik lagi. Semoga orang – orang yang berniat untuk korupsi lekas disadarkan oleh Allah SWT. 

Satu hal yang saya pelajari, penting sekali untuk bersyukur dan terus mengasah diri menjadi lebih baik lagi. Semoga doa – doa yang mengalir untuk  kita, Allah jabah. Terima kasih atas pembelajarannya Ya Allah.

Untuk semua klien saya, terutama untuk orang – orang bagian finance dan pajak yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas semua pelajaran yang telah diberikan kepada saya,  terima kasih sudah mau menjelaskan hal yang belum saya ketahui sebelumnya, terima kasih atas jawaban atas pertanyaan saya, dan mohon maaf apabila saya memiliki kesalahan, maklumi karena ilmu saya masih sedikit, but I promise to improve my skills.  

Terima kasih atas pelajaran berharga ini, semoga saya bisa seperti kamu.

Salam,


Novelia Dwi Lestari

Minggu, 05 Maret 2017

Terima Kasih Sudah Menunggu










Assalamu’alaikum sahabat!

Apa kabar? Sudah lama kita tak jumpa ya? Masihkah dirimu masih sama seperti yang kulihat sebelumnya? Masihkah dirimu masih sama seperti dulu? Aku hanya ingin mengucapkan terima kasih sudah menunggu. Menunggu postinganku ini heheh (apa ini!)

Baper. Satu kata yang sering ada di perasaan masing – masing orang. Saya gak tahu asal muasal kata “baper” ini tepatnya sejak kapan, bagi kamu yang gak tau apa itu baper,baper itu bawa perasaan. Saya akan menceritakan soal kisah baper yang saya alami.

Teman – teman tahu gak TELKOM? Pasti tahu lah ya :D Perusahaan telekomunikasi yang sangat besar, yang  namanya sudah terkenal. Saya beberapa kali menghubungi pihak TELKOM, gak keitung pokoknya berapa kali hehe (karena saya gak ngitungin). Saya suka sekali dengan kata – kata customer service TELKOM. Kata – katanya sopan dan bikin baper hahaha.



*Reka Adegan*

Tekan “147” di telepon.

“Selamat datang di Telkom 147, untuk layanan bahasa Indonesia tekan 1, untuk…..” Saya tekan 1 tuh. 

“Untuk berlangganan indihome dan produk Telkom lainnya tekan 1. Untuk pengaduan service dan layanan tekan 2, untuk informasi tekan 3” Kira – kira teman - teman bakal disambut sama suara ini ketika harus memilih sebuah pilihan wkwkwk.

Lalu, customer service akan berbicara ketika kita sudah menekan salah satu dari nomor pilihan itu.

Telkom, Selamat Pagi dengan *menyebutkan nama* ada yang bisa saya bantu?”
“Pagi Mbak/Mas, saya mau tanya bla bla bla bla bla”
“Baik, mohon maaf sebelumnya dengan Ibu siapa saya berbicara?”
"Novel, Mbak/Mas”
"Oke Bu Novel, untuk informasi yang Ibu perlukan kami akan periksa terlebih dahulu ya Ibu, mohon untuk tidak ditutup teleponnya ya Ibu Novel ya .” 
“Iya.”

Saya pun menunggu jawaban atas pertanyaan saya.

“Bu Novel?”
“Iya?”
“Terima kasih sudah menunggu ya Bu Novel, baik saya akan menginformasikan bla bla bla bla.”

Ya kira – kira begitulah saat saya telepon pihak TELKOM. Semua Customer Service Telkom selalu menggunakan  bahasa yang sopan dan ramah. Mau tahu kata – kata apa yang bikin baper?. Jawabannya adalah “TERIMA KASIH SUDAH MENUNGGU” wkwk, kata – kata ini bikin baper, Kata – kata ini selalu diucapkan Customer Service TELKOM jika mereka meminta kita untuk menunggu jawaban.

Untuk para wanita diluar sana, yang sedang menunggu seseorang, pasti akan baper jika orang yang ditunggunya selama ini, datang dan mengucapkan kata “Terima kasih sudah menunggu.” Atau sahabat pernah mengalami kejadian baper lainnya? Kalau ternyata customer service Telkom yang menjawab telepon sahabat adalah orang yang selama ini sahabat tunggu? Wah amazing! Congratulation! Wkwk. Setidaknya doi sudah mengucapkan kata – kata itu walaupun sebatas ungkapan antar pelanggan Telkom dan customer service.

Well, mungkin saya aja kali ya yang merasa baper sama kata – kata dari pihak TELKOM :D

Dari sini saya belajar banyak, bahwa kata – kata mampu “menghipnotis” orang lain. Kepribadian dan tutur kata yang baik akan membuat orang lain respect terhadap kita.’

Menunggu. Menunggu itu akan mengajarkan kita kesabaran. Sabar aja. Insya Allah kesabaran akan berbuah manis. Misal nih, mau banget ngechat orang yang disukai, ya gak usah ngechat wkwk sabar aja. Saya banyak belajar soal rasa menyukai seseorang. Yang terpenting untuk kamu kamu para single di manapun kamu berada, asah dan terus kembangkan diri untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Sibukkan diri, nanti juga jodoh datang sama keluarganya :D Kalem. 

Well sebagai penutup tulisan ini, saya akan beri kata – kata ini. *caelah*

“Terima kasih sudah menunggu, maaf atas ketidakpastian yang kamu tunggu tentang saya. Saya hanya manusia biasa, tidak semengagumkan seperti yang ada dipikiranmu selama ini. Maaf atas waktu yang kau habiskan demi menungguku. Kuharap, kamu selalu menyibukkan diri untuk menjadi pribadi yang lebih baik.” Teruntuk yang sedang menunggu disana, dari diriku yang membuatmu menunggu *apa – apaan ini* wkwk.






Sekian
Wassalamu'alaikum
Yuk Perbaiki Diri!^^